Bappenas Gelar IDF Idea Series 2022, Bidik 21 Persen Kontribusi Industri Pengolahan di 2024

20 April 2022

SEMARANG – Sepanjang 2021, industri pengolahan berkontribusi signifikan untuk pertumbuhan Indonesia yang mencapai 3,7 persen. Dalam kerangka transformasi ekonomi, industri pengolahan menjadi salah satu sektor bernilai tinggi sekaligus memiliki efek pengganda yang besar, mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, pengembangan kawasan industri menjadi strategi untuk meningkatkan kontribusi industri bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kawasan industri menjadi pendorong hilirisasi industri sumber daya alam, menciptakan nilai tambah tinggi, memenuhi standar masuk pasar global. Diharapkan, kontribusi PDB industri pengolahan mencapai 21 persen pada 2024 dan kontribusi tenaga kerja di sektor industri mencapai 15,7 persen,” tutur Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti dalam Indonesia Development Forum 2022 “IDEA Series: Innovate” yang dihelat secara daring dan luring di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (20/4). Diskusi yang dimoderatori Direktur Pariwisata, Industri, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas Teguh Sambodo tersebut turut membahas Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang serta penyediaan dan penyerapan tenaga kerja terampil agar selaras dengan investasi.

Konstruksi KIT Batang diperkirakan mampu mendongkrak perekonomian Jawa Tengah melalui peningkatan output sebesar 1,38 persen, peningkatan upah sebesar 1,32 persen, dan peningkatan nilai tambah sebesar 1,12 persen. Selain itu, pembangunan kawasan tersebut akan berdampak pada perekonomian nasional dan perekonomian provinsi sekitar seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Operasionalisasi KIT Batang juga dibidik menghasilkan potensi ekonomi dari sisi tenaga kerja hingga kecepatan bongkar muat ekspor impor karena lokasi yang strategis.

“Kawasan Barat Indonesia, khususnya Jawa, memegang kontribusi terbesar dalam sektor industri pengolahan. Jika melihat urutannya, Jawa Tengah menempati urutan ketiga terbesar di Indonesia. Pengembangan KIT Batang yang berdaya saing global dapat dimulai dengan wilayah yang relatif siap di dalam sektor industri pengolahan, yang selanjutnya kita harapkan bisa kita replikasi kepada pengembangan kawasan industri di wilayah lainnya,” tutur Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Kementerian PPN/Bappenas Eka Chandra Buana. Sebelumnya, pada Selasa (19/4), Kementerian PPN/Bappenas merampungkan tinjauan lapangan ke KIT Batang untuk membahas peningkatan kapasitas industri. Keseluruhan agenda tersebut menjadi bagian penting dari Indonesia Development Forum 2022 yang mengusung tema “Indonesia’s Future Industrialization Paradigm: Value Creation and Adaptive Capacity For Socio-economic Transformation”.


--> -->