Memanfaatkan Aplikasi Game untuk Mengukur Kinerja Pembangunan Rendah Emisi

Festival Iklim yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada bulan Januari lalu telah menyadarkan semua pihak bahwa pembangunan berkelanjutan memerlukan partisipasi semua pihak, baik pemerintah maupun non pemerintah, di tingkat nasional maupun daerah. 

Beberapa daerah telah mencanangkan rencana pembangunan yang rendah emisi atau rendah karbon – beberapa di antaranya merupakan anggota Lingkar Temu Kabupan Lestari, atau tengah berupaya merumuskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang lebih berkelanjutan. Secara kolektif maupun sendiri-sendiri, beberapa pemerintah daerah tersebut telah memperjuangkan insentif fiskal berdasarkan kinerja pembangunan yang rendah emisi dan berkelanjutan. Pertanyaan yang sering diajukan adalah: bagaimana kinerja pembangunan rendah emisi dapat diukur? Bagaimana formula insentif yang tepat dapat dirumuskan untuk mencerminkan kinerja tersebut?

Inovasi teknologi, salah satu di antaranya aplikasi game (permainan) secara daring, dapat digunakan untuk mendorong keterlibatan semua pihak dalam pembangunan rendah emisi, menetapkan sasaran, mendorong kompetisi, dan mengukur prakiraan penurunan emisi yang dapat dijadikan dasar insentif.

Ide dari aplikasi ini adalah setiap pihak, baik individu maupun lembaga (termasuk pemerintah daerah) dapat melakukan pengukuran jejak karbonnya. Perilaku sehari-hari dari sisi konsumsi makanan, listrik, transportasi, dan pengelolaan sampah akan tercermin dan terukur.  Dari sisi pilihan transportasi, misalnya, aplikasi ini dapat terhubung dengan Peta Daring untuk mengukur jarak dan jejak karbon berdasar pilihan transportasi.

Tantangan atau kompetisi dapat dilakukan berdasarkan perhitungan jejak karbon harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan antar entitas. Hasil tantangan atau kompetisi tersebut dapat dibagikan ke akun media sosial sebagai bagian dari kampanye penurunan emisi. 

Meskipun jejak karbon pilihan pembangunan yang berbasis hutan dan lahan belum terangkum pada rancangan aplikasi game tersebut, bukan tidak mungkin data seperti tutupan hutan dan lahan dapat dijadikan salah satu proxy untuk jejak karbon setiap pemerintah daerah. Dengan demikian dasar perhitungan kinerja dalam hal pembangunan rendah karbon dapat diperoleh.

Bagaimana dengan insentif? Jika insentif fiskal seperti instrumen Dana Alokasi Umum maupun Dana Alokasi Khusus sulit diperoleh karena harus melalui proses politik, dengan adanya dasar penghitungan pengurangan emisi yang jelas – insentif lain dapat dipertimbangkan, misalnya dari sisi pembayaran jasa lingkungan (payment for ecosystem services) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.46 tahun 2017 tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup. Kalkulator karbon dengan platform permainan daring ini juga dapat digunakan sebagai salah satu masukan program penghargaan Pemerintah seperti Adipura dan Kalpataru. 

Dari sisi upaya untuk mendorong perubahan perilaku individu, Pemerintah dapat bekerjasama dengan pihak swasta yang juga memiliki visi pembangunan berkelanjutan: dengan memberikan insentif berupa potongan harga atas ‘kredit’ yang diperoleh berkat penurunan emisi karbon dari perilaku sehari-hari. 

Secara keseluruhan, dengan metode pengukuran yang lebih disempurnakan, misalnya mengikuti pengukuran yang diatur melalui Peraturan Presiden No.59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan maupun Peraturan Presiden No.61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, melalui aplikasi permainan tidak hanya kinerja dapat diukur berdasar indikator yang dipilih, namun pencapaian kinerja dapat melibatkan masyarakat luas. Urutan masing-masing lembaga, termasuk pemerintah daerah juga dapat diperoleh – untuk menciptakan persaingan yang positif.

Melalui aplikasi permainan daring yang popular dan terbuka, pembangunan rendah emisi dapat didorong – dan kinerja dapat terukur. Pengukuran ini kemudian dapat digunakan sebagai dasar penilaian, maupun sebagai dasar perumusan insentif bagi pemerintah daerah yang memiliki visi pembangunan rendah emisi dan berkelanjutan.