Salah satu inovasi pemerintah Kota Sawahlunto dalam mengatasi kesenjangan pendapatan adalah pengelolaan Homestay. Untuk menunjang kepariwisataan maka perlu adanya sadar wisata yang didukung oleh masyarakat. Karena Kota Sawahlunto telah bertransformasi menjadi kota Wisata maka perlu adanya sarana dan prasarana pendukung untuk menampung wisatawan yang akan mengunjungi kota Sawahlunto.
Pada tahun 2000 hingga tahun 2005, karena terbatasnya penginapan dan hotel yang ada di Kota Sawahlunto, wisatawan hanya sekedar singgah sejenak. Namun tahun 2009, dibentuklah wadah asosiasi homestay Kota Sawahlunto yang ditetapkan dengan SK Dinas Pariwisata pada awal Januari 2010. Tujuannya untuk mewadahi homestay yang ada di Kota Sawahlunto sebagai alternatif untuk wisatawan menginap.
Pada awalnya adanya kesulitan dalam meyakinkan masyarakat untuk menjadikan rumahnya sebagai homestay, cuma ada lima buah penginapan. Namun berkat kerja keras dari berbagai pihak terutama Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dan seluruh stakeholder yang ada, per 2017, jumlahnya meningkat menjadi 50 Homestay dengan jumlah kamar sebanyak 120 buah yang tersebar di 4 kecamatan.
Berbagai upaya untuk pengembangan homestay terus dilaksanakan dengan studi banding dan mengikuti event-event yang terkait dengan promosi. Pada tahun 2012 saja, homestay Kota Sawahlunto mengikuti kegiatan Internasional Promotional Fair di Kuala Kangsar Perak Malaysia.
Dengan adanya konsep “ Feels Like Home” ini suasana kekeluargaan dan kehangatan yang diberikan oleh homestay Sawahlunto semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota ini. Dengan kamar dan pelayanan yang telah terstandardisasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Sumatera Barat dan Dinas Pariwisata Sawahlunto semakin menambah minat wisatawan untuk lebih memilih menginap di homestay daripada penginapan di kota lain. Selain harga yang murah dan kegiatan yang ditawarkan juga beragam dan menawarkan pengalaman berbeda. Homestay ini juga memiliki paket-paket wisata yang menarik seperti trekking, rafting, sanggar seni, wisata sejarah, desa wisata, atau pasar tradisional.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Asosiasi Homestay Sawahlunto semakin menggenjot perkembangan rumah penginapan itu sendiri. Seperti memberikan pembinaan kepada pengeloa homestay untuk menciptakan lingkungan yang bersih, hygienic serta mendorong pengelola menciptakan suasana yang nyaman, dan ramah sehingga memberikan kenangan yang berkesan bagi wisatawan.
Selain itu mengadakan studi banding dan karyawisata dalam meningkatkan wawasan mengenai pengelolaan homestay. Kegiatan yang lain yang tak kalah pentingnya membangun kerjasama pemasaran homestay dengan pihak travel baik yang ada didalam provinsi maupun dari luar provinsi. Dengan berbagai usaha itu meningkatkan kunjungan wisatawan untuk menggunakan homestay sebagai sarana akomodasinya. Tahun 2012 jumlah akomodasi lebih kurang 200 orang/tahun, pada tahun 2013 meningkat menjadi 500 orang/tahun. Dan pada tahun 2017 jumlah wisatawan yang menggunakan homestay lebih kurang 2000 orang/ tahun.
Usaha keras yang dilakukan oleh pemerintah Kota Sawahlunto dan Asosiasi Homestay Kota Sawahlunto dalam mengelola homestay membuahkan hasil yaitu diraihnya apresiasi dan penghargaan. Dengan dipilihnya Kota Sawahlunto oleh Kementerian Pariwisata sebagai tuan rumah Internasional Homestay Promotional pertama di Indonesia pada tahun 2013, dan mendapatkan apresiasi sebagai penyelenggara terbaik.
Penghargaan yang diraih oleh Homestay Kota Sawahlunto selanjutnya adalah sebagai rumah penginapan terbaik di Sumatera Barat pada tahun 2015 yang diraih oleh OMA homestay mendapatkan penghargaan utama apresiasi Usaha Pariwisata Kementerian Pariwisata. Homestay Kota Sawahlunto semakin menancapkan kiprahnya baik dikancah nasional maupun internasional. Bahkan prestasi OMA Homestay sampai ke tingkat internasional yaitu berhasil meraih penghargaan bergengsi “ASEAN Homestay Award 2016-2018” yang diselenggarkan ASEAN Tourism Forum (ATF) di Manila, Philipina pada tahun 2016.
Dengan hal ini maka nama Sawahlunto sudah tercatat sebagai pengelola industri kreatif homestay murah bagi kalangan wisatawan di ASEAN. Hal ini tidak terlepas dari peran dan pembinaan yang dilakukan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Pada tahun yang sama juga mendapat apresiasi dari Gubernur Provinsi Sumatera Barat atas penyelenggara akomodasi terbaik bagi kafilah pada acara MTQ Nasional se Propinsi Sumatera Barat di Kota Sawahlunto. Serta juara III penilaian Kota Industri pariwisata tingkat Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2016 yang diterima oleh Cendana Homestay.
Pengelolaan dan pengembangan homestay ini tidak terlepas dari peran serta semua stakeholder yang ada, baik itu pemerintah, swasta, peran serta masyarakat, media baik lokal maupun internasional. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke Sawahlunto semakin menambah pendapatan masyarakat yang muaranya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Sawahlunto.
Sumber : -Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto & Asosiasi Homestay Kota Sawahlunto