Abstraksi
Masalah Indonesia masih menempati peringkat tertinggi di ASEAN dalam Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI/AKB). Ini menunjukan kualitas layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih rendah, terutama pelayanan dasar melalui Puskesmas. Kualitas pelayanan KIA dipengaruhi oleh pelayanan antenatal care (ANC), persalinan oleh tenaga kesehatan (Linnakes) dan di fasilitas kesehatan (LInfaskes). Menjawab tantangan tersebut, Program Pencerah Nusantara (PN) melakukan peningkatan kualitas pelayanan KIA di daerah bermasalah kesehatan. Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan intervensi yang dilakukan PN untuk mengatasi disparitas KIA di Indonesia. Metode Program peningkatan KIA dilakukan menggunakan The Supply–Enabling Environment–Demand (SEED) Programming Model selama 2 tahun di 8 daerah Bermasalah kesehatan. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas dan akses layanan KIA. Tim PN melakukan penguatan pada Supply melalui pelatihan tenaga kesehatan, pemenuhan alat dan obat di ruang bersalin dan perencanaan berbasis kebutuhan. Perbaikan demand, dilakukan dengan pelatihan kader kesehatan, aktivasi kelas ibu hamil, revitalisasi posyandu, dan kemitraan bidan-dukun. Pada sisi enabling environment dilakukan penguatan regulasi desa, alokasi dana desa untuk KIA dan pelibatan rumah ibadah untuk kegiatan edukasi KIA. Hasil Dalam 2 tahun, Intervensi KIA yang dilakukan PN di 8 kabupaten berhasil meningkatkan cakupan ANC sebesar 20.77%, Linnakes sebesar 27.07% dan linfaskes sebesar 37.17% Implikasi: Program peningkatan kualitas pelayanan KIA yang dilakukan PN di Kabupaten Aceh Selatan, Muara Enim, Grobogan, Cirebon, Konawe, Mamuju Utara, Gunung Mas dan Sumbawa Barat berhasil meningkatkan cakupan ANC, Linnakes dan linfaskes. Program ini terbukti meningkatkan status KIA dan berimplikasi pada penurunan AKI dan AKB di daerah bermasalah kesehatan Indonesia.