• Okkie Putriani, S.T., M.T.
    Okkie Putriani, S.T., M.T.
    Transportation Planner yang Desember 2017 lalu terpilih satu dari 15 peneliti muda dalam Research Dive 5: Transportation yang diselenggarakan oleh PulseLab Jakarta. Salah satu pembicara dan delegasi BeKraf Habibie Festival 2018, Tjolomadu, Solo.
Papers

Analisis Big Data Transportasi Udara sebagai Penguat Konektivitas Nasional

2018

Abstraksi

Sinyal digital tercipta dengan adanya kemajuan telekomunikasi dan informasi, baik dari koordinat GPS pengemudi, status pesan di media sosial, hingga rekaman lokasi spasial terhimpun menjadi fondasi untuk penelitian transportasi (Zheng,2016). Platform jaringan sosial dengan volume sinyal yang sangat besar dengan akurasi waktu tercipta adanya konsep Big Data, yang memiliki 4 aspek: volume (kuantitas), velocity (kecepatan), variety (variasi), veracity (kebenaran), sehingga dituntut korelasi pengolahan hingga pengambilan keputusan (Elena,2012) termasuk penelitian sosial transportasi tentang perencanaan traffic analysis. Fokus pada lima area: (1)analisa transportasi big data menggunakan data mining, machine learning, dan bahasa pemrograman, (2) crowdsourcing, Internet of Things, Internet of Everything, Vehicle of Everything dan Intelligent Transport System, (3)Location-Based Services, (4)teknologi berbasis web, (5)aplikasi dan pengembangan lebih lanjut (Ivan,2012). Dari sudut pandang ekonomi, penguatan konektivitas Indonesia sebagai negara kepulauan, terlihat pada jaringan transportasi yang terhubung dengan simpul produksi dan konsumsi. Interaksi ruang dan keterkaitan ekonomi antar pulau sangat ditentukan oleh peran dan tatanan transportasi nasional (Jinca,2002). Peran angkutan udara sebagai salah satu moda transportasi sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam rangka penguatan konektivitas nasional yang memperhatikan posisi geo-strategis regional dan global, perlu ditetapkan pintu gerbang konektivitas global yang memanfaatkan secara optimal keberadaan SLoC dan ALKI sebagai modalitas utama percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia. Konsepsi tersebut akan menjadi tulang-punggung pembentuk postur konektivitas nasional dan sekaligus diharapkan berfungsi menjadi instrumen pendorong dan penarik keseimbangan ekonomi wilayah, yang tidak hanya dapat mendorong kegiatan ekonomi secara merata tetapi juga menciptakan kemandirian bangsa.

Komentar
--> -->