Pengaruh Penerapan Konsep Smart City terhadap Kinerja Ekonomi Perkotaan

Abstraksi

Pada tahun 2017, telah resmi diluncurkan Gerakan Menuju 100 Smart City di Indonesia yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Kantor Staf Kepresidenan. Artinya, pembangunan kota dengan menerapkan konsep smart city akan terus dilaksanakan hingga tahun 2018 dan berikutnya. Bagaimana pun sebelum Gerakan Menuju 100 Smart City digagas oleh pemerintah pusat, sudah banyak kota yang telah lebih dulu menerapkan konsep smart city. Konsep smart city merupakan perangkat untuk memperbaiki kinerja kota agar dapat menyelesaikan permasalahan secara efektif dan efisien yang didukung dengan penggunaan teknologi. Akan tetapi, fokus utama pembangunan smart city tidak hanya terbatas pada Teknologi Informasi dan Komunikasi, tetapi juga pada peran human capital, sosial, dan masalah lingkungan (Lombardi et al. 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan kota menggunakan penerapan konsep smart city. Metode Two Stages Least Square (2SLS) digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan konsep smart city terhadap kinerja ekonomi perkotaan di Indonesia dengan Instrument Variable (IV), yaitu proksi dari indikator kecerdasan kota yang dikemukakan oleh Giffinger et al. (2007), antara lain smart economy, smart people, smart governance, smart environment, smart mobility, dan smart living. Hasil membuktikan bahwa penerapan konsep smart city pada kabupaten/kota di Indonesia memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja ekonomi perkotaan di Indonesia.