Abstraksi
Kawasan perkotaan padat akan ditandai dengan emisi unsur pencemar yang lebih kompleks, bila dibandingkan dengan pedesaan, kegiatan umum yang menjadi sumber pencemar utama antara lain transportasi, permukiman, dan pengelolaan limbah padat (sampah). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang terus tumbuh, jumlah sampah yang dihasilkan di kota juga menjadi meningkat. Ditambah lagi dengan infrastruktur yang ada tidak memadai, sehingga jumlah sampah tidak dapat ditekan dan meningkatnya pencemaran di beberapa daerah. Pengelolaan sampah saat ini masih berfokus pada aktivitas pengelolaan dalam konteks hilir. Pemerintah perlu menyelesaikan masalah sampah di konteks hulu yaitu membatasi jumlah sampah yang dihasilkan dan metode pengelolaan sampah berbasis aplikasi daring, mengikuti kebutuhan masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan ponsel pintar. Makalah ini disajikan untuk menjelaskan potensi sampah yang dapat dikelola secara besar di skala kecamatan yang mempunyai nilai ekonomi dan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mengelola sampah. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Data-data inisiatif pengelolaan sampah berbasis aplikasi daring dikumpulkan dan dirumuskan strategi perwujudan kolaborasi antar stakeholder melalui analisis SWOT. Dukungan media, sosialisasi dan kampanye bank sampah berbasis daring menjadi kelebihan, koordinasi terpusat dan pendanaan menjadi kelemahan, sedangkan ruang kolaborasi antar komunitas pegiat sampah menjadi kesempatan untuk menumbuhkan aktivitas ekonomi sampah. Potensi ekonomi sampah dapat tumbuh dalam kondisi koordinasi lintas sektor optimal dan ruang kolaborasi antar pegiat sampah. Nilai ekonomi sampah meningkat yang didukung sistem aplikasi daring dan perilaku masyarakat berubah secara bertahap.