Abstraksi
Suatu daerah ditetapkan menjadi daerah tertinggal melalui penilaian atas beberapa kriteria, antara lain perekonomian masyarakat dan sumber daya manusianya. Selama ini pengetahuan yang tersimpan (Tacit knowlwdge) pada masyarakat lokal kurang tergali dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sendiri. Kemungkinan pengetahuan ini hanya kurang terstruktur dan belum pernah diujicobakan secara luas karena adanya keterbatasan keterampilan di berbagai jenjang, baik masyarakat maupun pemerintah daerahnya. Ada satu pengalaman dari anggota masyarakat, secara inovatif dapat merekayasa fisiologi ikan tawar menjadi ikan laut melalui teknik adaptasi sederhana. Kelebihqn penerapan sistem ini adalah warga pembudidaya dan masyarakat desa akan selalu memiliki stok hidup ikan laut. Sehingga apabila terjadi gelombang pasang tinggi, angin besar, hujan badai di laut, ataupun cuaca tidak menentu; nelayan lokal tidak harus pergi melaut, Tetapi tetap memiliki stok ikan segar untuk konsumsi rumah tangganya maupun diperjualbelikan di pasar. Makalah ini akan menguraikan bagaimana pengetahuan lokal tersebut digali melalui beberapa narasumber yang akan diwawancarai secara rinci, kemudian hasilnya akan dianalisa memakai teori daya dukung lingkungan dan aspek ekonominya melalui pendekatan kewirausahaan komunitas. Sehingga dalam konteks ini aspek ekonomi justru bersinergi dengan adpek lingkungan hidup. Berbagai informasi dari narasumber yang terdiri dari anggota masyarakat praktisi budidaya, akademisi dari Universitas Halmahera dan pegawai Dinas Perikanan Pemerintah Daerah Halmahera Utara akan dikompilasikan dan menjadi acuan dalam Rencana Program Ekonomi dan Lingkungan Hidup Sinode GMIH Maluku Utara 2018 pada sub kegiatan penggalangan dana lingkungan.