• Anton Kuswoyo
    Anton Kuswoyo
    Anton Kuswoyo, lahir di Kapuas pada tanggal 17 Juli 1988. Menempuh pendidikan tinggi pada Prodi Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, lulus tahun 2011. Melanjutkan jenjang S2 Jurusan Teknik Lingkungan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, lulus tahun 2013. Sejak tahun 2013, mengabdi sebagai dosen di Politeknik Negeri Tanah Laut, yang terletak di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Selain mengajar, juga menekuni perkebunan. Saat ini fokus mengelola perkebunan Sawit dan Pisang.
Papers

Integrasi Perkebunan dan Peternakan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Ujung Batu

2018

Abstraksi

Mayoritas masyarakat Desa Ujung Batu, yang berada di Kabupaten Tanah Laut, bekerja sebagai petani/pekebun dan peternak. Budidaya pertanian/perkebunan berupa Karet, Sawit, Padi, Palawija, dan Hortikultura. Sementara peternakan berupa peternakan Sapi dan Kambing. Kendala utama yang dialami petani adalah mahalnya harga pupuk. Meskipun ada pupuk subsidi, namun hanya jenis tertentu saja. Sementara tanaman memerlukan pupuk kimia lain yang bukan subsidi. Di sisi lain, peternak Sapi dan Kambing pun mengalami kendala dalam hal pakan. Terutama saat musim kemarau, sulit sekali untuk mendapatkan rumput sebagai pakan Sapi dan Kambing. Dari dua kasus tersebut, maka perlu dilakukan integrasi antara pertanian dan peternakan sehingga saling menguntungkan. Metodologi yang dilakukan yaitu memanfaatkan limbah hasil pertanian (batang jagung, kulit kacang, jerami, daun sawit) untuk diolah menjadi pakan Sapi/Kambing secara fermentasi. Pakan fermentasi ini dapat disimpan dalam waktu lama sehingga peternak tidak perlu repot mencari pakan setiap hari. Sedangkan limbah peternakan berupa kotoran dan urin Sapi maupun Kambing, diolah menjadi pupuk kompos yang memiliki kesuburan yang diperlukan tanaman. Pengolahan kompos dilakukan secara terpusat dan terpadu, sehingga hasil produknya tidak hanya dimanfaatkan sendiri, namun juga bisa dijual. Hasilnya, peternak Sapi dan Kambing tidak kesulitan lagi mencari pakan saat kemarau. Pada hari biasa pun mereka tidak harus mencari rumput setiap hari. Karena pakan fermentasi dapat langsung dibuat dalam jumlah banyak dan disimpan dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan bagi petani/pekebun, bisa memanfaatkan pupuk kompos kotoran ternak, sehingga mengurangi biaya pembelian pupuk kimia. Implikasinya adalah meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak yang menerapkan sistem perkebunan dan peternakan terintegrasi.

Komentar
--> -->