Abstraksi
Ketimpangan dapat terlihat di mana saja, tak terkecuali pada akses literatur. Difabel netra dulu menemui kesulitan dalam mengakses literatur. Sedikitnya literatur berbentuk Braille menjadi salah satu faktor penghambat bagi difabel netra membaca literatur. Padahal mereka juga ingin membaca dan mengupdate berita ataupun cerita sebagai salah satu hiburan mereka. Teknologi yang semakin berkembang membuat handphone dan laptop kini bisa diakses oleh teman-teman difabel netra, namun bagaimana dengan inputnya? Dari kondisi diatas saya dan teman-teman melakukan kegiatan Digitalbook Massal. Digital book atau yang sering kita dengar sebagai ebook adalah versi eletronik dari buku yang dapat berwujud teks atau gambar. Braille’iant Indonesia sebagai salah satu komunitas di Yogya yang bergerak dalam bidang sosial menyelenggarkan kegiatan DBM di tahun 2017 dengan memilih buku-buku novel sebagai teks yang didigitalkan. Sebanyak 16 novel berhasil didigitalkan dan akan didistribusikan ke slb-slb di Yogyakarta dan diunggah ke dalam web agar bisa diakses oleh teman-teman difabel netra lainnya. Difabel netra sudah melek teknologi, teknologi kini mejadi teman dekat difabel netra.