• Ekadina Dzawil Ulya
    Ekadina Dzawil Ulya
    Mahasiswa program studi pendidikan fisika, sedang aktif dalam penelitian pendidikan STEAM untuk siswa tunarungu
Papers

MODEL PEMBELAJARAN STEAM-DEAF (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, ARTS, AND MATHEMATICS FOR DEAF STUDENT): PENGEMBANGAN DAN PRAKTIK MODEL PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNARUNGU

2019

Abstraksi

Kemajuan pendidikan kini beriringan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan IPTEK yang pesat tersebut secara langsung maupun tidak langsung membawa pengaruh pada berbagai pola kehidupan manusia, sehingga menuntut dimilikinya berbagai keterampilan dan kompetensi hidup untuk dapat menjawab tuntutan abad 21. Pendidikan kini didorong semakin inklusif namun strategi pembelajaran yang digunakan belum seinklusif yang dibayangkan. Proses pembelajaran yang mendorong terciptanya sumber daya manusia yang berkompeten menjadi tugas rumah tersendiri bagi guru. Menurut hasil observasi peneliti sebelumnya di SLB N Widya Bhakti Semarang, SLB N Ungaran, SLB Purwosari Kudus, SLB N Semarang, dan SLB N Kaliwungu Kudus, rata-rata hasil respons menyatakan bahwa proses pembelajaran kognitif siswa tunarungu berpusat pada guru atau teacher center. Hal ini bertolakbelakang dengan tujuan pembelajaran pada kurikulum 2013 yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran teacher center dengan metode ceramah dan menuntun siswa tersebut dapat menjadi salah satu alasan mengapa industri masih kesulitan mendapatkan SDM yang sesuai dengan kebutuhannya. Pembelajaran klasik dapat terjadi dikarenakan berbagai faktor, diantaranya adalah kurikulum yang kurang updated, peralatan yang tidak tersedia, guru kurang produktif, kurangnya pemanfaatan teknologi dan informasi. Proses pembelajaran di kelas tunarungu dalam aspek keterampilan mendapatkan porsi lebih. Dalam segi teknik peningkatan intelektual, seharusnya pembelajaran kognitif yang berpusat pada siswa tunarungu tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini perlu menjadi perhatian untuk mencetak siswa yang secara intelektual siap untuk berkontribusi di tengah masyarakat dan pekerjaan masa depan. Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian dan pengembangan model pembelajaran yang berpusat pada siswa khsusunya siswa tunarungu, terintergrasi dengan IPTEK, memperhatikan kebutuhan siswa, memberikan porsi aspek kognitif dan keterampilan yang berimbang serta memiliki dampak intruksional yang jelas. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran dan menguji keefektifan serta kepraktisan model. Langkah-lagkah penelitian ini terdiri dari sembilan langkah, diantaranya adalah potensi dari masalah, pengumpulan data, desain model pembelajaran STEAM-Deaf, validasi desain model oleh ahli, revisi desain model, pembuatan model pembelajaran, uji coba awal model pembelajaran, revisi hasil uji awal, dan uji coba lapangan. Produk yang dihasilkan memperhatikan unsur-unsur model pembelajaran, diantaranya adalah sintakmatik, sistem sosial, pengelolaan sistem reaksi, sistem pendukung, dampak intruksional, dan pengiring. Melalui berbagai tahap analisis sumber pustaka dan penelitian di lapangan maka diperoleh sintakmatik atau fase pembelajaran berpendekatan STEAM yang sesuai dan berpusat pada siswa tunarungu. Hasil sintakmatik yang dikembangkan terdiri dari fase pengamatan, penelitian, perencanaan, aplikasi, analisis, dan evaluasi. Hasil sistem reaksi yang terjadi adalah model pembelajaran ini mendukung guru dalam berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator. Sistem sosial yang terbentuk adalah terjadinya sistem belajar yang kolaboratif dan terarah. Sistem pendukung yang dihasilkan berupa instrumen pembelajaran berupa silabus, rancangan proses pembelajaran, lembar evaluasi, lembar kerja siswa, bahan ajar, dan alat peraga. Hasil validasi model dilakukan oleh ahli, dimana presentase rata-rata skor yang didapatkan menyatakan bahwa model ini sangat valid digunakan. Kemudian diperoleh hasil respons guru dan siswa terhadap model dengan masing-masing persentase skor sebesar 80,00% dan 91,65% yang menyatakan baik dan sangat baik digunakan di kelas tunarungu. Selanjutnya hasil penilaian kepraktisan model pembelajaran oleh siswa dan guru masing-masing menunjukkan persentase sebesar 81,25% dan 84,37% yang menyatakan praktis. Perolehan data keefektifan model ini diperoleh dari hasil kognitif siswa tunarungu yang selanjutnya dianalisis dengan effect size dengan rata-rata nilai effect size sebesar 1,02 dengan kriteria tinggi. Selain itu pengambilan data juga dilakukan melalui observasi non-test untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran STEAM-Deaf, adapun indikator keterampilan tesebut terdiri atas aspek mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi (berisyarat). Persentase rata-rata hasil keterampilan proses siswa yang diperoleh sebesar 87,29% dengan kriteria sangat baik. Model kurikulum termodifikasi ini menjadi salah satu rekomendasi proses pembelajaran terintegrasi STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) untuk siswa tunarungu. Melihat hasil perolehan data, dampak intruksional yang dihasilkan dari penelitian ini adalah peningkatan kemampuan hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa. Adapun dampak pengiring yang terjadi pada penelitian ini adalah melatih kemandirian siswa melakukan percobaan, aktif, kreatif, menumbuhkan percaya diri, menemubuhkan keterampilan siswa dalam bekerja sama, menghargai dan menerima pendapat siswa, serta melatih siswa memecahkan masalah dengan informasi yang sudah didapatkan. Hal tersebut menjadi awal yang penting dalam mencetak generasi yang berkompeten, terampil, dan siap untuk pekerjaan masa depan.

Komentar
--> -->