• inayah hidayati
    inayah hidayati
    Inayah adalah peneliti di bidang mobilitas penduduk di Pusat Penelitian Kependudukan LIPI sejak tahun 2010. Berbagai penelitian yang dilakukan diantaranya isu mobilitas penduduk yang dikaitkan dengan modal manusia, diplomasi ekonomi, perubahan iklim hingga bencana. Untuk mendiseminasikan hasil penelitiannya, Inayah aktif mengikuti kegiatan seminar baik di dalam maupun luar negeri seperti Asian Population Association pada 2018 di Shanghai, IRSA pada 2017 di Manado, IGU pada 2011 di Kyoto dan sebagainya.
Papers

Media Sosial dan Pengambilan Keputusan Bermigrasi:
Studi Kualitatif Pada Tenaga Kerja Migran di Kawasan Timur Tengah

2019

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran media sosial terhadap proses migrasi para migran yang menggunakan akun media sosial. Migrasi adalah fenomena demografi yang terjadi di semua negara, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang. Fenomena globalisasi, ditandai dengan terbukanya akses interaksi penduduk dengan kemajuan teknologi informasi dan memungkinkan peningkatan intensitas interaksi antar daerah. Fenomena tersebut tidak hanya dapat memfasilitasi laju mobilitas penduduk internal, namun juga berpotensi untuk meningkatkan arus mobilitas internasional. Dalam teori migrasi yang dikemukakan oleh Lee (1966), faktor penghambat seperti jarak, biaya, atau jaringan menjadi penentu penting yang dapat menghalangi keputusan individu untuk bermigrasi. Namun, seiring berkembangnya globalisasi, faktor penghambat dalam migrasi penduduk mulai berkurang bahkan menghilang. Hal ini tentu akan berimplikasi pada dinamika migrasi, migrasi baik yang masuk dan keluar di berbagai wilayah dunia, termasuk di Indonesia. Kemajuan teknologi komunikasi telah membuka peluang bagi orang untuk bermigrasi. Teknologi telah mempermudah para migran untuk membina hubungan dengan tujuan mereka selanjutnya melalui media internet. Interaksi dalam jaringan sosial mempermudah migrasi dengan mengurangi biaya dan risiko pemindahan. Pola dalam jejaring sosial dibentuk berdasarkan kesamaan asal lokal, kekerabatan, lingkungan dan pertemanan. Sebagian besar migran pindah ke negara di mana mereka memiliki keluarga atau teman yang sudah mapan; hal ini membentuk jaringan migrasi. Pembentukan jaringan telah mendorong migrasi dalam berbagai cara. Media sosial mempercepat proses pembentukan jaringan dan migrasi. Migran berkomunikasi dengan teknologi internet yang lebih modern. Berkat komunikasi ini, para migran akan lebih memahami tujuan yang prospektif sehingga dapat mempersiapkan proses migrasi dengan lebih hati-hati. Dalam konteks Indonesia, implikasi migrasi di era globalisasi juga terjadi. Ananta dan Arifin (2014) menunjukkan bahwa perkembangan teknologi dicirikan oleh kemudahan transportasi yang mempengaruhi tingkat mobilitas penduduk Indonesia menjadi lebih tinggi, baik antar wilayah di Indonesia maupun antar negara. Tren migrasi internal yang meningkat di Indonesia dapat dilihat dari peningkatan yang signifikan dalam tren migrasi antarprovinsi, yang meningkat dari 3,7 juta migran pada tahun 1975-1980 menjadi 5. 4 juta migran pada tahun 2005-2010 (Ananta & Arifin, 2014). Sementara itu jumlah penduduk kelahiran Indonesia yang tinggal di luar negeri diperkirakan mencapai dua hingga enam juta pada periode 2007 - 2013 (Muhidin & Utomo, 2013). Motivasi migrasi Indonesia juga semakin beragam, termasuk alasan pekerjaan, pendidikan atau hanya keinginan untuk menetap di luar daerah rumah mereka. Migran terampil internasional dari Indonesia menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi tentang negara tujuan. Media sosial digunakan untuk membangun komunikasi jarak jauh. Jaringan pertemanan adalah faktor yang signifikan dari mobilitas migran. Sambungan pertemanan jarang dengan cara langsung, jadi media sosial memfasilitasi koneksi ini. Teman-teman para migran pelajar, kebanyakan di negara-negara tujuan, memberikan informasi tentang negara dan institusi atau universitas. Ini dapat meminimalkan rasa takut migran terhadap negara tujuan mereka. Mereka dapat mempersiapkan diri untuk proses migrasi. Secara umum, penelitian ini akan membahas peran media sosial dalam proses migrasi para tenaga kerja migran yang beremigrasi dari Indonesia dan menggunakan media sosial dalam proses pengambilan keputusannya untuk bermigrasi. Data yang dikumpulkan merupakan data kualitatif dari wawancara dan didukung oleh kajian pustaka. Panduan disusun untuk memfasilitasi wawancara dan menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku migrasi. Ekspektasi dari penelitian ini adalah: 1). Media sosial membantu para tenaga kerja migran dalam proses pengambilan keputusan migrasi. 2). Tenaga kerja migran menggunakan media sosial untuk mencari informasi tentang daerah tujuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja migran di kawasan Timur Tengah menggunakan media sosial mereka untuk mendapatkan informasi terkait daerah tujuan sebelum mereka memilih negara tujuan. Mereka menggunakan Facebook dan WhatsApp untuk melakukan kontak dengan teman dan kolega mereka di negara tujuan. Proses globalisasi akan terus membawa implikasi signifikan pada tren peningkatan migrasi internasional. Globalisasi sering ditafsirkan oleh proses penipisan batas-batas nasional, karena dunia semakin terhubung dan saling ketergantungan antar negara semakin meningkat. Proses ini terjadi sebagai hasil dari peningkatan pesat dalam teknologi informasi, komunikasi dan layanan transportasi yang semakin baik dan terjangkau. Distribusi migran internasional di era global sedang meluas ke banyak negara (tersebar di seluruh perbatasan) dan komunitas migran, pada umumnya, membentuk obligasi ke lebih dari satu negara (tujuan dan asal) yang kadang-kadang disebut sebagai migran transnasional. Motivasi untuk migrasi dipengaruhi oleh faktor pendorong dan penarik. Faktor pendorong selalu ada pada titik asal daerah migran dan faktor penarik di tempat tujuan. Migrasi hanya dapat terjadi jika alasan untuk melakukan migrasi didukung oleh faktor penarik yang sesuai dengan minat migran di tempat tujuan. Migran terampil Indonesia di negara-negara timur tengah menggunakan media sosial mereka untuk mendapatkan informasi sebelum mereka memilih perusahaan untuk bekerja. Mereka menggunakan Facebook dan whatsapp untuk melakukan kontak dengan teman maupun kenalan di negara tujuan.

Komentar
--> -->