• Jeki Setiawati
    Jeki Setiawati
Papers

Rokok merenggut hak pendidikan anak

2018

Abstraksi

Salah satu faktor ketertinggalan Indonesia dalam pembangunan manusia adalah capaian pendidikan yang relatif masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Menurut data BPS Tahun 2017 Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun keatas di Indonesia 8,1 Tahun atau setara dengan kelas 2 SMP. Ketika anak masuk sekolah menengah pertama, pengeluaran pendidikan rumah tangga mengalami peningkatan. Bahkan jika orang tua mampu membayar biaya-biaya tersebut, tekanan sosial untuk melakukan penyesuaian dapat mengakibatkan anak putus sekolah. Orang tua juga percaya bahwa pengembalian untuk pendidikan menengah relatif rendah, dibandingkan dengan biaya tambahan yang dikeluarkan (Unicef Indonesia, 2012). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pengeluaran konsumsi rokok terhadap capaian pendidikan melalui indikator putus sekolah. Sumber penelitian adalah Survei Sosial ekonomi nasional dengan menggabungkan kor dengan paket modul konsumsi/pengeluaran.. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial (regresi logisik biner). Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang memiliki anak berusia 7-15 tahun dengan Usia Kepala Rumah tangga ≥ 30 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kenaikan proporsi rokok sebesar 1 % akan meningkatkan probabilitas anak putus sekolah sebanyak 3,596 kali dalam rumah tangga. Dapat disimpulkan bahwa peilaku merokok dalam rumah tangga dapat merenggut hak pendidikan anak. Adapun implikasi dalam penelitian ini antara lain dengan penerapan kebijakan pengendalian tembakau melalui pembatasan iklan dan promosi rokok serta penyesuaian pajak/cukai rokok. Selain itu perlu dilakukan sosialisasi dan promosi kesehatan terkait bahaya rokok dan gaya hidup sehat untuk pengendalian prilaku merokok.

Komentar
--> -->