• Ika Kartika Febriana
    Ika Kartika Febriana
    CISDI adalah sebuah NGO yang bergerak di bidang pembangunan kesehatan.
Papers

Kontribusi Pencerah Nusantara dalam Mendorong Pemanfaatan JKN oleh Ibu Hamil di Mamuju Utara

2019

Abstraksi

Latar Belakang Hingga bulan Oktober 2018, cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencapai 203 juta jiwa. Dari total penduduk Indonesia 265 juta jiwa, masih ada sekitar 58 juta warga negara Indonesia yang belum memiliki JKN. Padahal, fasilitas pelayanan JKN yang mencakup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dianggap sangat membantu oleh kebanyakan orang yang sudah pernah memanfaatkan keanggotaan mereka. Menurut penelitian yang dilakukan oleh The Lancet, penerapan desentralisasi dalam penyediaan akses kesehatan diharapkan dapat menyesuaikan dengan kepadatan penduduk, gaya hidup, sumber pangan, kearifan lokal, budaya setempat, serta keterlibatan masyarakat. Namun, BPJS Kesehatan mengakui bahwa salah satu tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan cakupan JKN adalah kondisi geografis Indonesia. Masyarakat Indonesia tersebar di lebih dari 17.740 pulau, dengan komposisi penduduk lebih dari 300 suku dan 730 bahasa daerah yang berbeda. Sosialisasi yang terkendala bahasa dan kondisi geografis menjadi salah satu faktor utama penghambat warga mengakses JKN. Kesenjangan akses masyarakat untuk mendapatkan manfaat JKN dan melahirkan dibantu tenaga kesehatan profesional di fasilitas kesehatan yang memadai membuat sebagian dari mereka memilih untuk melakukan persalinan di dukun. Selain karena aksesnya yang lebih mudah, berdasarkan studi etnografi yang dilakukan oleh tim Pencerah Nusantara, dukun kerap memberikan layanan yang lebih nyaman dan intim. Kesesuaian dengan nilai budaya setempat juga menjadi faktor pendorong bagi masyarakat untuk mempercayakan proses kelahiran bayi kepada dukun setempat. Praktik persalinan di dukun masih banyak ditemui di wilayah Mamuju Utara. Alasan utamanya, ibu hamil seringkali merasa malu apabila diperiksa oleh bidan. Dibanding memanfaatkan JKN atau Jampersal (Jaminan Persalinan) untuk memeriksakan kehamilan dan bersalin secara gratis, mereka lebih memilih menggunakan jasa dukun bersalin setempat (Sandro) dengan membayar Rp150ribu disertai beras dan ayam. Kebanyakan dari Sandro juga merupakan bagian dari keluarga, sehingga memiliki posisi yang kuat untuk mempengaruhi anggota keluarga lainnya untuk tidak mengakses layanan kesehatan. Kebiasaan ibu hamil memeriksakan kehamilan dan bersalin ditolong Sandro menyebabkan mereka tidak terbiasa pergi ke fasilitas kesehatan. Akibatnya, cakupan pemeriksaan kehamilan dan persalinan di fasilitas kesehatan rendah. Pada tahun 2016 ketika kedatangan tim PN pertama kali, cakupan pemeriksaan kehamilan menyeluruh sesuai standar (K4) hanya sebesar 31,1%. Angka ini masih sangat jauh dari target cakupan K4 nasional sebesar 80%. Sementara itu, cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan hanya sebesar 41,7%. Cakupan K4 dan persalinan di fasilitas kesehatan yang rendah juga menunjukkan rendahnya pemahaman masyarakat terkait kesehatan ibu hamil. Terlebih, praktik yang dilakukan Sandro melibatkan dorongan perut ibu hamil yang sebenarnya memiliki implikasi kesehatan bagi ibu dan anak. Dinilai dari sudut pandang medis, tekanan pada perut yang berlebihan bisa menyebabkan sobekan pada dinding rahim dan gawat janin, yang kemudian bisa menyebabkan kematian ibu dan bayi. Pada tahun 2016, terdapat 1 kasus kematian ibu dan 12 kasus kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Bambalamotu, Mamuju Utara. Praktik Baik Mendorong Pemanfaatan JKN oleh Ibu Hamil di Mamuju Utara Pencerah Nusantara (PN) adalah sebuah gerakan kepemudaan yang berfokus pada penguatan layanan kesehatan primer di daerah bermasalah kesehatan. Diinisiasi pada tahun 2012 oleh Kantor Utusan Presiden RI untuk Millenium Development Goals, program PN telah berjalan selama enam tahun di 16 kabupaten di Indonesia. Mamuju Utara menjadi salah satu wilayah penempatan PN akibat tantangan kesehatan yang kompleks, termasuk terkait praktik melahirkan di dukun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim PN melakukan beberapa intervensi secara berkesinambungan sejak Maret 2016 sampai dengan April 2019. Intervensi pertama yang dilakukan adalah memperkuat kapasitas tenaga kesehatan, terutama bidan desa untuk melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak sesuai SOP. Hal ini dilakukan untuk mengatasi keluhan masyarakat yang tidak memprioritaskan pemanfaatan fasilitas kesehatan di wilayahnya karena merasa mendapatkan pelayanan yang tidak memuaskan. Kedua, tim PN mengajak puskesmas untuk mengadakan kelas ibu hamil yang melibatkan suami dan Sandro. Berdasarkan hasil tinjauan tim, posisi suami dan Sandro cukup kuat untuk mempengaruhi keputusan yang diambil ibu hamil. Selain meningkatkan pemahaman mereka terkait pentingnya pemeriksaan kehamilan dan persalinan di fasilitas kesehatan, tim PN juga melakukan sosialisasi manfaat apa saja yang bisa didapatkan dari JKN dan Jampersal. Ketiga, advokasi terhadap pihak desa juga dilakukan untuk membantu masyarakat di wilayah gunung yang hidup terpencil dan jauh dari akses informasi, salah satunya adalah masyarakat Desa Polewali. Tim PN berhasil mendatangkan Dinas Kependudukan setempat untuk membantu pendataan agar mereka memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang nantinya bisa membuat mereka terdaftar di program-program pemerintah, termasuk JKN. Keempat, tim PN membuat kemitraan Sandro dan bidan dalam melakukan pertolongan persalinan. Praktik bersalin ditolong Sandro yang sudah berlangsung secara turun temurun akan sulit dihilangkan begitu saja. Pembagian peran antara bidan dan Sandro dalam membantu persalinan dianggap sebagai alternatif yang bisa meminimalisir penolakan masyarakat. Pada saat persalinan, bidan akan menarik bayi keluar, sementara Sandro bertugas membacakan doa/mantra agar ibu merasa tenang. Sandro juga diberi keterampilan baru dengan pelatihan pijat bayi untuk membantu perawatan bayi baru lahir. Perubahan yang Terjadi Setelah Intervensi Pencerah Nusantara Selama beberapa tahun tim PN melakukan intervensi di wilayah kerja Puskesmas Bambalamotu, terjadi beberapa perubahan ke arah yang lebih baik. Cakupan K4 pada tahun 2018 meningkat menjadi 97%. Sementara itu, cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan meningkat menjadi 94% pada tahun yang sama. Meskipun kenaikan angka cakupan ini bisa jadi disebabkan oleh banyak faktor, intervensi yang dilakukan oleh tim PN bisa dibilang turut berkontribusi dalam kenaikan tersebut. Jumlah pelayanan persalinan menggunakan JKN juga meningkat setiap tahunnya sejak 2016 sampai dengan 2018. Secara berurutan, persentase persalinan menggunakan JKN di wilayah kerja Puskesmas Bambalamotu adalah 41,17%, 60,25%, dan 85,5%. Capaian ini bisa dikatakan sebagai salah satu keberhasilan dari edukasi dan sosialisasi pentingnya penggunaan JKN di kelas ibu hamil yang dilaksanakan secara berkala sejak tahun 2016. Kesimpulan Perilaku memanfaatkan kartu JKN oleh ibu hamil dipengaruhi banyak faktor, di antaranya pengetahuan, lingkungan, sosial ekonomi, dan kebudayaan. Untuk mengatasai permasalahan terkait kebiasaan masyarakat memilih bersalin di dukun dibanding memanfaatkan JKN, tim PN melakukan beberapa intervensi yang mencakup peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat, advokasi pemerintah setempat untuk menjangkau masyarakat yang belum mendapatkan haknya, serta memperkuat dukungan lintas sektor dengan membuat kemitraan bersama dukun. Melalui perubahan yang terjadi sejak tahun 2016 sampai dengan 2018, terlihat bahwa intervensi yang dilakukan tim PN turut berkontribusi terhadap peningkatan partisipasi masyarakat dalam penggunaan JKN.

Komentar
--> -->