Abstraksi
Revolusi industri keempat merupakan tren global yang datang dengan sejumlah teknologi transformatif seperti kecerdasan buatan, internet of things (IoT), cyber physical system (CSP), big data, smart factory, dll. Revolusi ini akan akan menghasilkan cara-cara baru dalam penciptaan nilai dan model-model bisnis baru yang melibatkan kolaborasi antara berbagai aktor yang tidak hanya dibatasi oleh sekat geografis. Revolusi industri keempat membawa berbagai tantangan dan kesempatan bagi banyak negara di dunia. Kehadiran teknologi baru yang dibawa oleh gelombang revolusi industri ini berpeluang meningkatkan ketidaksetaraan dan memperlebar ketimpangan antara yang kaya dengan miskin, antara negara maju dengan negara miskin. Banyak sektor yang berpeluang diganti oleh robot dan ini akan menandai hilangnya banyak pekerjaan di satu sisi namun di lain pihak membuka kemungkinan munculnya pekerjaan baru yang akan dilakukan manusia. Teknologi baru akan lebih terkonsentrasi manfaat dan nilainya di tangan yang sudah kaya dan mapan. Mereka yang tidak mendapat manfaat dari industrialisasi sebelumnya berisiko semakin tertinggal. Tantangan dan kesempatan yang dihadapi oleh berbagai negara termasuk Indonesia bukan sekadar penguasaan teknologi kunci dari revolusi industri keempat, tetapi juga kesiapan dalam aspek sosial-ekonomi dan aspek kebijakan untuk mengantisipasi eksternalitas negatif yang diprediksi akan ditimbulkan oleh revolusi industri ini. Bagi Indonesia, biaya tenaga kerja yang murah tidak lagi menjadi keunggulan kompetitif sehingga akan terjadi pemindahan lokasi-lokasi pabrik perusahaan asing dari Indonesia ke negara lain seperti Vietnam, Bangladesh, dll. Tenaga-tenaga kerja yang terdisrupsi dan melebarnya ketimpangan pendapatan akan menambah masalah pengangguran dan ketimpangan ekonomi yang angkanya masih tinggi di Indonesia. Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau juga memberikan tantangan tersendiri bagi pemerataan implementasi dan distribusi manfaat dari revolusi industri keempat ini. Walaupun Kementerian Perindustrian sudah meluncurkan “Making Indonesia 4.0” pada tahun 2018, kebijakan pemerintah terkait pengembangan teknologi-teknologi kunci dari revolusi industri keempat ini masih absen. Berangkat dari pemahaman di atas, kajian ini bertujuan untuk memahami kesiapan Indonesia dalam menghadapi revolusi industri keempat secara komprehensif. Pemahaman komprehensif tersebut dituangkan dalam wujud suatu model yang dapat menjelaskan kondisi kesiapan Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri Keempat berdasarkan hubungan kausal antara faktor penyebab dan dampak yang akan dirasakan di masa depan. Untuk menjawab tujuan kajian ini, kami menggunakan systematic literature review dalam menganalisis artikel ilmiah dengan topik revolusi industri keempat. Pada tahap awal tinjauan literatur sistematis, kami mengidentifikasi dan menganalisis 4.766 artikel ilmiah yang dikumpulkan dari salah satu database literature terbesar, Scopus dengan menggunakan kata kunci “industrial revolution 4.0” or “industry 4.0” or “industrie 4.0” or “fourth industrial revolution” or “4th industrial revolution”. Sedangkan pada tahap akhir tinjauan literatur sistematis, kami memilih dan menganalisis lebih lanjut 200 artikel ilmiah dari 4.766 artikel ilmiah yang telah dikumpulkan sebelumnya. Pemilihan dan analisis artikel dengan tinjauan literatur sistematis ini mengacu kepada tujuan kajian ini yang di dalamnya memuat (1) konsep kesiapan suatu negara dalam menghadapi revolusi industri keempat; (2) faktor penyebab yang perlu diidentifikasi oleh suatu negara dalam menghadapi revolusi industri keempat; (3) dampak yang akan muncul dan dirasakan suatu negara akibat revolusi industri keempat; dan (4) hubungan kausal antara faktor penyebab dan dampak yang akan muncul terkait kondisi kesiapan suatu negara dalam menghadapi revolusi industri keempat. Untuk memberikan konteks dan relevansinya dengan kondisi Indonesia saat ini, kajian ini berupaya menghubungkannya dengan beberapa literatur dan dokumen penunjang serta data-data makro tentang Indonesia yang dinilai dan diidentifikasi berhubungan dengan revolusi industri keempat seperti “Making Indonesia 4.0”, “The Global Competitiveness Report“, “World Development Report”, data Statistik Industri BPS, dll.