• Mohamad Agus Salim
    Mohamad Agus Salim
    Tgl Lahir : Bandung, 18 Agustus 1967 ; Pendidikan Terakhir : S3, Biologi Unpad 2004 ; Pekerjaan : Dosen (PNS) sejak 1993 - sekarang.
Papers

Briket Arang Kulit Kopi sebagai Bahan Bakar Bernilai Jual Tinggi dan Menjaga Kelestarian Alam Lingkungan

2019

Abstraksi

Keterbatasan pengadaan bahan bakar minyak (BBM) dan harganya yang mahal serta sifatnya yang tak dapat dipulihkan (non renewable), akan mendorong pemakaian bahan bakar lain juga pengembangan bahan bakar yang dapat diperbarui seperti kayu, limbah pembalakan, limbah perkebunan dan pertanian serta biomassa lainnya. Sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar sehari-hari dari ± 70% masyarakat Indonesia yang tinggal didaerah pedesaan masih menggunakan kayu bakar. Kayu bakar tersebut diperoleh dari berbagai tempat disekitarnya yaitu tempat mereka tinggal seperti pekarangan rumah, kebun, kawasan hutan atau tanaman pertanian dan perkebunan. Di beberapa daerah di Indonesia masyarakatnya sudah ada yang menggunakan arang untuk keperluan sehari-hari karena lebih panas dan tidak memerlukan tempat yang khusus Arang merupakan suatu produk yang dihasilkan dari proses karbonisasi dari bahan yang mengandung karbon terutama biomass kayu. Produk ini utamanya banyak digunakan sebagai sumber energi. Proses pembuatan arang sesungguhnya dapat dihasilkan berbagai arang yang mempunyai kegunaan berbeda misalnya arang biasa hasil dari pembakaran hanya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menghasilkan panas. Sedangkan arang dengan memlalui proses pengaktifan fungsinya dapat berubah untuk kesehatan, pertanian, kecantikan, elektronik, dll. Indonesia telah lama diketahui sebagai produsen arang ekspor di pasar dunia, tercatat Indonesia termasuk nomor satu dari lima negara pengekspor arang terbesar di dunia yaitu China, Malaysia, Afrika Selatan dan Argentina. Tercatat tahun 2000, Indonesia mengekspor arang sebanyak 29.867.000 kg yang terdiri dari arang kulit kopi(15,96%), arang mangrove (22,31%) dan arang kayu (61,73%) Limbah-limbah seperti limbah pembalakan, limbah industri pengolahan kayu, dan limbah perkebunan/pertanian seperti kulit kopi, tempurung kemiri, sabut kelapa, batang dan bonggol jagung, batang dan kulit kacang tanah, jerami, sekam padi, termasuk kulit kopi dapat menjadi sumber energi dipedesaan. Nilai kalor bakar yang cukup tinggi yaitu bekisar 3000-5000 kal/gram, dan bila dimanfaatkan sebanyak 4 kg nilainnya kurang lebih sama dengan panas yang dihasilkan dari 1,3 kg minyak tanah. Dengan keterbatasan sumber energi dipedesaan dan harga energi yang berasal dari fosil cukup tinggi masyarakat cenderung memanfaatkan sumber energi dari kayu bakar meskipun terdapat beberapa kelemahan oleh karena itu perlu dilakukan inovasi yaitu dengan teknologi yang sederhana dan praktis seperti produksi briket arang. Briket arang merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari hasil proses pembakaran bahan yang memiliki ukuran/ diameter kecil (ranting, serbuk, serpih, sebetan, kulit kopi, tempurung kemiri, kulit kopi dll). Limbah dari pengarangan yang berupa bongkah arang yang berukuran kecil atau serbuk dapat diubah menjadi bentuk briket arang yang akan dapat memperbaiki sifat fisiknya terutama kerapatan, kebersihan dan ketahanan tekan serta memperlambat kecepatan pembakaran sehingga bentuk produk tersebut akan mempunyai ukuran yang sama dan lebih disenangi konsumen. Pengubahan komponen kimia kayu menjadi bentuk karbon (arang) ternyata dapat memperbaiki nilai pembakarannya ditinjau dari nilai kalor bakar, mutu pembakaran dan kebersihan. Sifat pembakaran arang lebih menguntungkan dibandingkan dengan asalnya, antara lain nilai kalor bakar lebih tinggi (6000-7000 kkal/kg) serta asap dan kotoran tersisa lebih sedikit perubahan kayu menjadi arang akan lebih luas penggunaannya sebagai bahan bakar untuk rumah tangga dan industri. Teknologi pembuatan briket arang sudah dilakukan dengan menggunakan sistem kempa hidroaulik secara manual dan semi manual. Proses pembuatan briket arang terdiri dari 4 tahap pengerjaan yaitu: pembuatan serbuk dan pengayakan, pencampuran serbuk arang dengan zat pengikat, pengeringan dan pengemasan. Proses pembuatan briket arang adalah sbb: - Pengarangan (Limbah pembalakan, limbah sebetan dan potongan ujung, serbuk gergaji) dengan kadar air 15 – 30% - Arang yang berukuran kecil (tidak laku dijual), digiling kemudian diayak hingga didapat serbuk arang berukuran 20-60 mesh. - Arang serbuk dicampur dengan perekat kanji tapioka (2,5-5% berdasarkan berat) kemudian diaduk sampai rata. - Dimasukan kedalam lubang cetakan briket dan dikempa. - Briket arang yang masih basah dikeringkan dalam open pada suhu 60oC selama 24 jam, atau dapat dilakukan dengan cara dijemur dibawah panas matahari selama 2-3 hari.

Komentar
--> -->