• Bakri Tambipessy
    Bakri Tambipessy
    Nama saya Bakri Tambipessy, lahir pada 15 Februari 1997 di Buano Utara Kecamatan Huamual Belakang Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku. Sebuah perkampungan kecil yang boleh dibilang sangat jauh dari akses jaringan, listrik dan akses transportasi darat. Saya sekarang sudah berstatus sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pattimura Ambon. Seiring berjalannya waktu, saya mulai tertarik dengan dunia Literasi dan Kualitas pendidikan anak pesisir, terutama didaerah saya yang cukup jauh dari akses ke kecamatan, Kabupaten dan kota. Itulah yang menyebabkan saya tergerak untuk mendirikan sebuah komunitas literasi dengan sebuah komitmen dan ciaa-cita besar adalah menjadikan anak-anak pulau…
Ideas

BRO-CAMY (Brand Project Based on Education Community)

2019

Pariwisata merupakan sektor strategis yang penting di Indonesia dan menjadi salah satu pembangunan yang saat ini sedang dipusatkan oleh pemerintah dalam menumbuhkan perekonomian bangsa. Di salah satu provinsi Indonesia yaitu Maluku, tercatat kontribusi sektor pariwisata terhadap ekonomi nasional memberikan pemasukan devisa sebesar 1,13% dengan pertumbuhan ekonomi Maluku sebesar 2,14 % pada tahun 2016. Hal tersebut karena tingginya angka wisatawan yang berkunjung sejak tahun 2015 hingga 2018 yang terus mengalami peningkatan yaitu sebanyak 11-25% pertahunnya dan telah mencapai 1,13 juta wisatawan pada tahun 2017 (BPS, 2017). Faktanya di lapangan, pengelolaan pariwisata tidak ada melibatkan peran serta dari masyarakat lokal. Mereka hanya menjadi penonton atau objek sebagai wisatawan dari keberadaan pariwisata yang ada di daerahnya.

Salah satu daerah di Maluku dengan potensi berlimpah dalam sektor pariwisata adalah Kabupaten Maluku Tengah . Hal ini telah tercatat bahwa tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Maluku Tengah mencapai 137.646 wisatawan pada tahun 2014 dan meningkat setiap tahunnya hingga pada tahun 2017 kunjungan wisata sebanyak 535.525 wisatawan( KabarTimur, 2016). Selain wisata alam yang sudah ada, wisata di sektor budaya juga perlu untuk diperhatikan. Berbeda dengan wisata alam, keberadaan wisata budaya ini sangat syarat dengan nilai-nilai edukasi di dalamnya.

Di Kabupaten Maluku Tengah, tepatnya di Desa Liang dengan kecendrungan masyarakatnya yang begitu kental dalam hal budaya dan tradisi, pengembangan wisata edukasi budaya sangat potensial untuk diterapkan. Tetapi dibalik semua potensi yang dimiliki, adanya permasalahan seperti masih terbelakangnya kondisi masyarakat terkait sistem pengelolaan pariwisata yang baik karena kurangnya Sumber Daya Manusia yang mumpuni. Sehingga untuk mengembangkan Sumber Daya Manusianya yaitu melalui suatu wadah bagi masyarakat yang terakomodir oleh komunitas karang taruna yang ada di Desa

Liang, dimana adanya peran pemuda sebagai agen of change tepatnya mahasiswa menjalin kerjasama sekaligus sebagai pihak supervisor dan pemberi gagasan serta strategi efektif dalam mengembangkan wisata edukasi budaya berbasis socialpreneur di DesaLiang melalui BRO-CAMY (Brand Project Based on Education Community).

Desa Liang merupakan salah satu desa yang cukup diperhitungkan potensinya. Dari sekian banyak kawasan wisata yang ada di Kabupaten Maluku Tengah, desa ini berbeda dengan yang lain. Desa Liang ini sangat kental dengan tradisi dan budayanya . Adapun kondisi pariwisata di desa ini, terfokus pada bentuk kealamian desanya seperti Pantai nya yang indah, arsitektur serta kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya. Modernitas yang sudah berkembang saat ini tidak memiliki pengaruh terhadap kondisi desa ini. Kegiatan-kegiatan yang menitikberatkan pada kearifan lokal diadakan begitu meriah dan kekekentalan adatnya yang begitu terasa.

BRO-CAMY (Brand Project Based on Education Community) yaitu suatu metode atau strategi yang diberikan dalam optimalisasi komunitas karang taruna yang dikelola oleh masyarakat lokal Desa Liang dan mereka dapat mengembangkan potensi berupa kearifan lokal sebagai bisnis wisata yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Pengembangan pariwisata melalui metode BRO-CAMY ini diberlakukan dengan memberdayakan serta bekerjasama antara pemuda dengan masyarakat setempat dimana mereka diberikan otoritas untuk pengelolaan potensi-potensi yang ada di desa nya dengan menerapkan metode bagi hasil. Dengan banyaknya kearifan lokal yang menarik dan unik, seperti kondisi masyarakatnya yang tergolong masyarakat ‘pedaleman’, rumah-rumahnya yang masih tradisional dan masyarakat yang masih memegang erat tradisi serta budaya dari para leluhur. Terlebih lagi adalah Pantainya yang masih tetap dikenal sampai sekarang. Semua potensi itu dijadikan sebagai wisata yang akan terakomodir dalam komunitas masyarakat desa tersebut yang kemudian di kembangkan melalui BRO-CAMY.

Secara sederhana, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :
1.    Pemerintah daerah juga pemuda sebelumnya harus melakukan pendataan terkait hal-hal mengenai DesaLiang yang akan dijadikan sebagai wisata edukasi berbasis budaya, seperti hal apa saja yang akan ditonjolkan dari desa tersebut
2.    Melakukan pendataan terkait meminta persetujuan masyarakat setempat mengenai program pariwisata edukasi yang diajukan. Masyarakat yang sudah bergabung dalam karang tarunanya bisa menjadi relawan melakukan hal ini
3.    Pemuda menghubungi Dinas Kepariwisataan untuk membuat kesepakatan agar lebih terlibat dalam pengembangan DesaLiang

Setelah semua data lengkap dan sembari menunggu tidak lanjut dari pemerintah yang bersangkutan, pemuda tepatnya mahasiswa mulai memberikan sosialisasi terkait ide-ide yang akan ditawarkan melalui BRO-CAMY. Hal ini, bagaimana cara untuk memenejerial potensi yang sudah ada. adapun ide-ide tersebut diantaranya :
1.    Memberikan tips dan trik cara melakukan promosi yang efektif serta cara mengelola keuangan, tentunya sosialisasi sistem bagi hasil dari bisnis wisata edukasi budaya ini juga perlu diberitahukan juga ke pihak DesaLiang.
2.    Membentuk tour guide agar tampilan pariwisata menjadi lebih menarik serta nilai tambah dalam pariwisata ini sehingga para wisatawan ada yang memandu serta menjelaskan terkait objek wisata yang dikunjungi.
3.    Memberikan pelatihan bahasa inggris karena mengingat wisatawan asing yang tertarik untuk berkunjung akan mendapatkan informasi yang sesuai dan dapat diterima oleh mereka.
4.    Membentuk souvenir area sebagai spot-spot untuk wisatawan membeli oleh-oleh khas Lombok khususnya DesaLiang. Selain terkesan berwarna, hal ini juga akan membantu masyarakat untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan kreatifitas yang mereka miliki dan memiliki pengetahuan dalam bidang wirausaha.

Beberapa pihak terkait dalam menyukseskan program wisata edukasi budaya berbasis socialpreneur melalui BRO-CAMY di Desa Liang adalah sebagai berikut :
a.  Pihak Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah lebih tepatnya Dinas Pariwisata yang berperan sebagai pemantau dalam kegiatan kepariwisataan ini
b.  Pihak Pemerintah Daerah Desa Liang dalam hal ini perangkat desa yang berperan sebagai penanggungjawab serta mewadahi masyarakat
c.  Pihak komunitas masyarakat Desa Liang dalam hal ini Karang Taruna yang berperan sebagai penggerak dalam menyukseskan wisata edukasi budaya yang akan dikembangkan
d. Masyarakat secara umum yang ada di DesaLiang sebagai pihak yang memberikan persetujuan untuk menjalankan program wisata ini.

Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh Desa Liang, dapat dikembangkan bisnis wisata edukasi budaya berbasis socialpreneur. Namun kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni dalam pengembangannya, maka masyarakat Desa Liang perlu diberdayakan melalui suatu wadah yaitu BRO-CAMY yang terakomodir oleh karang tarunanya dengan pemuda tepatnya mahasiswa sebagai supervisor dan pemberi gagasan serta adanya keterlibatan dari beberapa pihak seperti Pemerintah Dinas Pariwisata, Pemerintah Daerah Desa Liang, dan juga masyarakat pada umumnya. Sehingga dari pengembangan bisnis wisata edukasi budaya berbasis socialpreneur melalui BRO-CAMY ini selain sebagai lahan bisnis oleh pemuda juga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat dan kedepannya akan mampu menjadikan Desa Liang sebagai Desa Ikon wisata di Provinsi Maluku khususnya di Maluku Tengah.


Komentar
--> -->