• RIZA ANNISA ANGGRAENI
    RIZA ANNISA ANGGRAENI
    Riza Annisa Anggraeni is a researcher in International Relations studies. She is also a constituency member of the global youth for the environment - the United Nations Environment Program. She holds a Bachelor's degree from Universitas Multimedia Nusantara (2014) and a Master's degree from Universitas Padjadjaran (2018). Annisa previously held positions as a journalist at Kompas Gramedia Group. During her master's studies, she completed a fellowship in Asian Community Lectures and Sustainable Global Competitiveness (2016). After she had graduated, she was awarded “The Winner of Outstanding SDGs Concepts” Inaugurated by UN-Habitat Official (2019).
Papers

PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PROGRAM EDUKASI TEKNOLOGI DAN ARTIFICIAL INTELLEGENCE SECARA MERATA DENGAN TUJUAN PENCAPAIAN LAPANGAN KERJA PADA SEKTOR EKONOMI DIGITAL UNTUK MASA MENDATANG

2019

Abstraksi

PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PROGRAM EDUKASI TEKNOLOGI DAN ARTIFICIAL INTELLEGENCE SECARA MERATA DENGAN TUJUAN PENCAPAIAN LAPANGAN KERJA PADA SEKTOR EKONOMI DIGITAL UNTUK MASA MENDATANG “Indonesia is moving forward together and no one leave behind.” Berdasarkan Human Capital Index Bank Dunia, Indonesia menduduki urutan ke–87 dalam kualitas SDM dari jumlah 157 negara (mediaindonesia.net). Fakta ini menyayangkan akan kondisi Indonesia yang merupakan negara middle income country, dan memiliki SDM yang sebenarnya sangat berpotensi untuk memaksimalkan kedudukan negara sebagai salah satu Development Country. Pada tahun 2018 kemarin, pemerintah telah melakukan upaya untuk memaksimalkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia dengan mengalokasikan 20% dari dana APBN yakni ke pendidikan sebesar Rp440 Triliun. Namun, diharapkan agar alokasi ke dana pendidikan dapat dimaksimalkan tahun ini untuk menunjang potensi kecerdasan anak bangsa tanah air Indonesia. Hasil riset baru telah menunjukkan kemampuan SDM Indonesia dari Survei IDC Asia Pacific Enterprise Cognitive atau Artificial Intellegence (Kecerdasan Buatan), bahwa sebanyak 24,6% organisasi di Indonesia telah mengadopsi kecerdasan buatan untuk pemanfaatan kehidupan sehari-hari baik itu untuk masalah peningkatan ekonomi atau masalah kemanusiaan. Fakta tersebut telah membuat nama Indonesia unggul memimpin ASEAN di atas Thailand dengan angka 17,1%, Singapura 9,9%, dan Malaysia 8,1% (ekrut.com). Melihat fakta-fakta di atas, penulis beranggapan bahwa masyarakat Indonesia berpotensi untuk lebih maju lagi jika segala kekurangannya, dapat didukung oleh kerja sama pemerintah Indonesia, sektor bisnis, juga organisasi, lembaga sosial, akademisi, dan komunitas, dan akan sangat disayangkan jika bangsa Indonesia menyia-nyiakan kapasitas tersebut. Untuk itu, penulis memiliki ide untuk mulai melakukan program peningkatan kapasitas sumber daya manusia dengan memfokuskan program edukasi teknologi dan AI kepada masyarakat Indonesia, dan program ini merupakan program pemerintah, agar baik pihak masyarakat, bisnis, dan institusi dapat bersungguh-sungguh dalam menjalankan program ini. Adapun rencana pelaksanaan program sejauh ini melalui mata penulis, program akan dilaksanakan di berbagai daerah sesuai survei dimana masyarakat yang paling membutuhkan kesetaraan pengetahuan dan pendidikan, program kemudian dapat dilaksanakan oleh komunitas atau NGO, dengan bantuan dana teknologi dari sektor bisnis, institusi pendidikan, dan pemerintah. Namun, pelaksanaan dapat dilakukan oleh anak muda Indonesia yang memahami teknologi, dan sedikitnya yang memahami artificial intellegence. Sejalan dengan program ini yang berjalan bertahun-tahun, sedikit demi sedikit pula negara kita mampu menghasilkan anak muda yang mampu menciptakan aplikasi-aplikasi dan platform yang mampu membantu permasalahan di Indonesia, dan menciptakan lapangan kerja baru yang lebih inklusif. Berikut detail conto platform dapat ditemukan di akhir proposal sesuai dengan ide dan konsep yang penulis miliki. Sudah semestinya, di tahun ketiga IDF memberikan perubahan yang nyata atas ketimpangan-ketimpangan sosial di Indonesia. Untuk itu, program ini akan difokuskan terhadap: Fokus Target Grup: 1. Masyarakat daerah Mengesampingkan masyarakat daerah merupakan ketimpangan sosial yang sangat transparan di Indonesia, padahal mereka juga termasuk dari bangsa Indonesia, dan berhak untuk mendapatkan hak pendidikan yang layak bahkan setara dengan masyarakat perkotaan. Untuk itu, penulis menyarankan agar upaya peningkatan kapasitas dapat difokuskan kepada masyarakat daerah atau anak-anak di rural areas di Indonesia. 2. Anak – anak dan wanita muda Memaksimalkan potensi wanita Indonesia untuk layak mendapatkan pekerjaan adalah salah satu dari Rencana Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Dan pengoptimalkan pekerjaan wanita Indonesia di sektor digital adalah lebih baik daripada menjadi buruh dan bekerja di pabrik dimana merupakan resiko tinggi untuk kualitas kesehatan rahim wanita. 3. Disabilitas Sebagai negara berkembang, Indonesia harus memiliki program-program kesetaraan yang sejalan dengan negara-negara berkembang lainnya seperti UK dalam memberikan peluang kehidupan yang layak kepada kaum-kaum disabilitas dan setara setiap masyarakat normal pada umumnya. Contoh Ide Bisnis dan pemanfaatan Sumber Daya Manusia dalam pencapaian target di sektor ekonomi digital dan dapat membuka lapangan kerja baru yang lebih inklusif: 1. Pencapaian melalui aplikasi baru (ide penulis) yang dinamakan dengan “Plan your food for living longer.” Aplikasi ini dapat dibuat oleh generasi muda setelah program di atas dijalankan paling kurang satu tahun. Aplikasi ini berupa aplikasi yang memiliki fokus terhadap kesehatan masyarakat Indonesia, dengan fitur pemilihan makanan yang lebih baik melihat kondisi makanan para pengguna sebelumnya (dapat didiskusikan lebih lanjut oleh penulis). Aplikasi ini dapat membantu Indonesia dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan di Indonesia, dan mengurangi resiko masyarakat Indonesia untuk terkena penyakit, karena konsumsi makanan mereka yang lebih diatur oleh teknologi dan artificial intellegence. 2. Pencapaian melalui aplikasi baru (ide penulis) yang dinamakan dengan “Reducing Farmers Risks.” Aplikasi ini dapat dibuat oleh generasi muda Indonesia setelah program di atas dijalankan paling kurang satu tahun. Melihat kondisi mata pencaharian utama masyarakat Indonesia adalah Petani, maka aplikasi ini memiliki fokus terhadap petani dan pertanian di Indonesia. Aplikasi ini akan dilengkapi oleh fitur-fitur seperti memonitor bagaimana kondisi tanah pertanian, dan bagaimana resiko-resiko yang akan dihadapi oleh para petani akan kondisi pertaniannya. 3. Pencapaian melalui aplikasi baru (ide penulis) yang dinamakan dengan “Free Library Access by Society.” Penggunaan drone memang sedang menjadi andalan untuk peningkatan wawasan masyarakat Indonesia di daerah pedalaman, namun jika mereka para masyarakat daerah yang telah melakukan program di atas, mampu menciptakan aplikasi Free Library Access melalui platform yang sederhana dalam proses pinjam meminjam buku, akan sangat lebih efektif dan efisien. Aplikasi ini merupakan ide penulis, berupa platform yang dapat digunakan untuk pinjam meminjam buku, dimana buku dapat dipinjam oleh siapa pun, dan buku dapat dipinjamkan oleh siapa pun yang ingin meminjamkan buku dalam membantu masyarakat. Tentunya hal ini juga mampu meningkatkan pendapatan negara melalui buku, dan mempermudah akses masyarakat daerah untuk membaca buku sesuai buku minat mereka, dan mulai membiasakan masyarakat daerah, dan anak-anak, juga kaum diabilitas untuk membiasakan membaca buku sejak dini. 4. Pencapaian melalui aplikasi baru (ide penulis) yang dinamakan dengan “Sell Your Own Business.” Aplikasi ini merupakan ide penulis yang berisi fitur pemanfaatan passion untuk menemukan peminat beli dan mendapatkan uang dari hasil penjualan bisnis tersebut. Aplikasi ini juga akan sangat mendukung produk lokal, dan mampu menciptakan penghasilan untuk masyarakat Indonesia sendiri. Fitur-fitur tersebut berisi data statistik daerah mana saja yang memerlukan atau kekurangan ‘bisnis’ tersebut, bagaimana peluang bisnis di daerah tersebut, dan dapat juga langsung melakukan penjualan pada aplikasi tersebut. Untuk itu, banyak hal yang mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan jika aplikasi ini tercipta oleh para generasi muda bangsa.

Komentar
--> -->