• Yustina Nita Sulistami
    Yustina Nita Sulistami
    Nama panggilan Nita. Pada Agustus 2017 selesai menempuh studi S2, jurusan Technology and Innovation Management di University of New South Wales. Pada tahun 2018, berkecimpung dalam pengelolaan inkubator bisnis teknologi LIPI, Mengelola inkubator bisnis teknologi, Mendampingi dan mengawal inkubasi teknologi hasil penelitian peneliti LIPI, Aktif melakukan kajian dan riset di bidang inovasi. Mulai tahun 2019, aktif menjadi analis rencana program dan kegiatan di Biro Perencanaan dan Keuangan.
Papers

Urgensi UMKM Adopsi Revolusi Industri 4.0 Untuk Meningkatkan Daya Saing Di Tingkat Global

2019

Abstraksi

Geliat perkembangan revolusi industri 4.0 membuka peluang besar terhadap semua industri di dunia, termasuk sektor industri usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Era revolusi industri 4.0 yang terjadi sejak tahun 2011 merupakan era digitalisasi industri, untuk menghadapinya pemerintah telah mencanangkan inisiatif ‘Making Indonesia 4.0’ pada tahun 2018. Hal tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang bagi UMKM untuk dapat memanfaatkan teknologi dalam proses bisnisnya dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana kesiapan UMKM di Indonesia dalam menghadapi revolusi yang massive dan cepat ini? Revolusi Industri 4.0 mengubah perilaku para ipelaku industri terutama sektor UMKM untuk secara aktif menerapkan teknologi dalam berbagai lini prosesnyaSalah satu hal yang harus menjadi perhatian dalam penerapan skema revolusi industri 4.0 adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM). Adopsi revolusi industri 4.0 perlu diwujudkan dalam penggunaan aplikasi atau piranti lunak yang terintegrasi dalam sistem produksi. Geliat perkembangan revolusi industri 4.0 membuka peluang besar terhadap semua industri di dunia tak terkecuali dengan sektor industri usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Yang menjadi pertanyaan adalah, siapkah UMKM di Indonesia menghadapi revolusi yang massive dan cepat ini? Saat ini UMKM di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan terutama jika dilihat dari nilai kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 61,4 persen, tingkat penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen dari total tenaga kerja nasional, dengan jumlah pelaku UMKM saat ini mencapai sekitar 60 juta unit usaha. Dengan demikian UMKM merupakan tulang punggung sekaligus sektor strategis yang paling banyak memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional. Hal ini menjadi peluang emas sekaligus tantangan yang sangat besar bagi pelaku sektor UMKM untuk bersiap menghadapi revolusi industry 4.0 di Indonesia. Mengubah mindset pelaku UMKM dalam melakukan pemasaran online merupakan tantangan yang cukup besar, karena stigma yang berkembang di masyarakat dengan menggunakan pemasaran online akan banyak menggantikan pekerja kovensional dalam melakukan pengembangan usaha. Dengan demikian perlu adanya penyadartahuan bahwa dengan menerapkan teknologi akan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya, harga produksi murah, harga jual lebih bersaing, serta dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Misalnya pada tahap pembagian pekerjaan para pekerja, di mana para pekerja dapat berperan lebih banyak seperti menjadi tenaga pemasaran, inventori, pengemasan dan pengiriman barang yang lebih membutuhkan tenaga fisik. Revolusi Industri 4.0 memaksa pelaku industri terutama sektor UMKM untuk secara aktif menerapkan teknologi dalam berbagai lini prosesnya. Salah satu hal yang harus menjadi perhatian dalam penerapan skema revolusi industri 4.0 adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM). Data Depkominfo (kini Kementerian Komunikasi dan Informatika) menunjukkan bahwa pada tahun 2016 dari total keseluruhan 57,9 juta unit UMKM di Indonesia hanya 9 persen yang menggunakan internet untuk melakukan penjualan, 36 persen hanya menggunakan sebagai basic internet dan 36 persen sama sekali tidak menggunakan internet. Penggunaan teknologi internet dalam mengelola UMKM dapat meningkatkan daya saing industri UMKM yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan. Untuk itu peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM harus segera dilaksanakan. Pemerintah selama ini telah aktif mendorong para pelaku sektor UMKM untuk naik kelas dan memiliki daya saing global. Sejak tahun 2017 Pemerintah memfokuskan peningkatan UMKM pada 5 (lima) sektor industri yakni industri makanan olahan, otomotif, tekstil, elektronik dan kimia. Kelima sektor industri ini dianggap memilki peluang yang cukup besar untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia serta dapat memberikan sumbangsih yang besar terhadap peningkatan PDB di Indonesia. Sebagai bukti konkrit pemerintah sangat mendukung pertumbuhan perekonomian rakyat, Kredit usaha Rakyat (KUR) telah turun dari 22 persen menjadi 7 persen. Begitu juga dengan pajak penghasilan UMKM turun dari 1 persen menjadi 0,5 persen. Permasalahan lain yang dihadapi di lapangan adalah tidak adanya penetrasi teknologi pada lini produksi UMKM terutama usaha kelas menengah. Proses dilakukan masih secara konvensiona sehingga berdampak pada biaya produksi yang kurang efisien dan hasil yang kurang optimal. Adopsi revolusi industri 4.0 perlu diwujudkan dalam penggunaan aplikasi atau piranti lunak yang terintegrasi dalam sistem produksi. Beberapa proses lain seperti desain produk, standarisasi mutu produk, kontrol kualitas produk akan dapat menghasilkan output yang lebih presisi dan akurat jika didukung dengan sentuhan teknologi digital. Beberapa hal tersebut dapat mendorong UMKM agar lebih berdaya saing melalui produk yang berkualitas. Para pemilik platform market place atau e-commerce harus berperan secara aktif dalam implementasi revolusi industri 4.0. Para pemilik platform dapat mengirimkan mentor yang memberikan pelatihan melalui program dalam kelas kecil dengan peserta berjumlah 10-15 orang dari para pelaku UMKM. Mentor-mentor tersebut mengajarkan cara melakukan penjualan secara online dan beberapa problem solving lainnya dengan menggunakan teknologi. Termasuk juga didalamnya memperkenalkan dan menyiapkan sofware atau hardware yang mendukung proses produksi , mengemas tampilan produk di media online, membuat konsep hingga narasi produk yang menarik bagi konsumen, hingga memberikan akses khusus terhadap produk-produk UMKM yang di mentori. Dengan terhubungnya UMKM dengan platform online yang ada akan mempercepat serta memotong rantai jalur pihak ketiga dalam proses pemasarannya.Komitmen yang kuat dari pemerintah dan platform e-commerce tersebut dalam membangun industri UMKM serta menyiapkan UMKM di Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0. disamping itu tenant startup akan memiliki keunggulan serta daya saing yang cukup kuat dalam industri global, serta dapat meningkatkan status dari usaha mikro menjadi kecil, dari kecil menjadi menengah dan seterusnya sehingga akan menghidupkan kembali para pengusaha yang bergerak pada industri UMKM di Indonesia dengan kemampuan daya saing global

Komentar
--> -->