Abstraksi
Kusta belum berakhir. Penyakit yang berumur sangat tua ini sudah ada sejak tahun 1400 sebelum masehi, dan masih mengintai sebagian masyarakat Indonesia hingga kini. Mirisnya, menurut data WHO 2017, Indonesia masih menempati posisi ketiga penderita kusta terbesar di dunia, setelah India dan Brazil. Pemerintah masih terus berupaya memerangi penyakit ini hingga tuntas. Mulai dari melakukan upaya pencegahan penularan melalui edukasi, penyebaran informasi hingga pengobatan. Penyebab utama kusta masih merajalela adalah terlambatnya penanganan akibat gejala yang sering diabaikan penderita. Pada umumnya, penderita abai untuk memeriksakan kusta karena tidak mengenali atau menyadari tanda dan gejala kusta tersebut. Untuk mencegah penularannya dan agar dapat disembuhkan, masyarakat perlu mengenali tanda-tanda kusta. Bercak Putih Tanda Awal Kusta Bercak putih pada kulit bisa menandakan segudang gangguan kulit. Dari infeksi ringan hingga berat. Kusta, atau lepra, atau yang sekarang juga dinamai dengan penyakit Morbus Hansen, adalah salah satu penyakit yang diawali dengan tanda awal bercak putih atau merah. Bercak putih ini tidak sakit, tidak gatal, tetapi mati rasa (baal). Bercak paling sering ditemukan di area lengan, tungkai bawah, namun juga bisa terjadi di area tubuh yang lain. Gejala Lain yang Menyertai Pada sebagian penderita, ada tanda lain yang menunjukkan bahwa ia terinfeksi bakteri Mycobacterium leprae penyebab kusta, seperti kemerahan yang tersebar pada tubuh, kulit sangat kering dan tidak berkeringat, rambut alis rontok sebagian atau seluruhnya. Terkadang bisa juga disertai demam hilang timbul, kesemutan dan nyeri sendi sebagai reaksi tubuh terhadap infeksi bakteri penyebab kusta. Tanda dan gejala awal kusta seringkali tidak mengganggu bagi penderita sehingga menyebabkan keterlambatan penanganan. Bila tidak diobati, maka penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan saraf sehingga menimbulkan cacat.