Abstraksi
Proposal Makalah IDF 2019 : ‘Mission Possible : Memanfaatkan Peluang dalam Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif’ Sub Tema : Mengembangkan Talenta dan Pasar Lokal “Statistik Sebagai Salah Satu Cara Efektif untuk Mengukur Kapabilitas Seniman Maestro Seni Rupa (Studi Seniman Seni Rupa Indonesia 1965-1975)” Tasri Jatnika S.Sn, M.M (Insan Madani Foundation) Kategori Sesi : Paralel Innovate I. Latar Belakang Karya seni adalah produk hasil kreatifitas yang bisa meningkatkan nilai material produk awal menjadi nilai ekonomi nominal yang tinggi. Nilai ekonomi ditimbulkan karena adanya ide dan kemampuan penciptanya dalam memberikan nilai estetik. Penting bagi masyarakat untuk menghasilkan para seniman sebagai para pelaku kreatif yang bisa berkarya menjadikan material yang biasa menjadi memiliki nilai dan wujud harga yang sangat tinggi untuk menuju kesejahteraan. Membina kesenian tidaklah hanya dengan diskusi, penataran dan seminar saja, tetapi yang lebih penting adalah membeli karya seni itu sendiri. Bahkan setiap melakukan pengembangan bisnis, perusahaan sebaiknya melakukan investasi minimal 1 % untuk membeli karya seni (Suprityanto, 2004). Jadi adalah hal penting untuk melangsungkan kesenian dan para senimannya karena karya seni menjadi komoditi yang bernilai dan semakin berharga. Seniman pada umumnya adalah pribadi yang khas dan mempunyai pola kerja yang unik, namun belum banyak penelitian yang mengkaji kapasitas seniman sebagai persona yang bisa menciptakan karya dengan nilai yang tinggi. Penelitian yang menelaah para seniman merupakan sebuah kebutuhan dari setiap entitas masyarakat yang berbudaya, termasuk tentang pola kerja seniman dan karya seniman sebagai objek barang perdagangan yang bernilai tinggi secara ekonomi. Studi yang dilakukan peneliti kepada seniman era 1965-1975, karena produktifitasnya dan pengaruhnya terhadap sejarah seni rupa modern Indonesia. Penelitian menekankan kepada metode dan teknik statistik dalam melakukan penilaian kapasitas seniman yang belum banyak dilakukan oelh para peneliti seni rupa modern Indonesia. II. Pertanyaan Penelitian Berikut ini beberapa pertanyaan dasar tentang pengembangan kapasitas seniman sebagai para pelaku budaya dan peradaban. 1) Faktor-faktor apa saja yang menjadikan seniman masuk kategori seniman maestro? 2) Apakah ada korelasi antara pilihan estetika seniman terhadap harga lukisan ? 3) Apakah ada perbedaan harga karya seniman Ideologis dan seniman Akademis ? 4) Apakah ada perbedaan nilai estetika seniman Ideologis dan seniman Akademis ? 5) Bagaimana pengaruh kondisi sosial terhadap seniman? III. Pembahasan Penelitian Ada dua kelompok seniman saat itu, pertama mengecap sekolah seni, maka dalam penelitian ini disebut seniman Akademis. Kedua yang kecenderungan berkarya secara ekpresif, berkarya secara spontan dan mementingkan penyampaian ekspresi dibandingkan tata perupaan yang teratur (Irianto, 2015), mereka disebut seniman Ideologis (lihat tabel 1). Para seniman kedua kelompok tersebut dinilai secara kuantitatif oleh para seniman masa kini dengan sebaran kuisioner dengan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan diatas. Hasilnya adalah pertama dapat disimpulkan bahwa seniman yang unggul dan digolongkan maestro adalah seniman yang tercatat dalam periodesasi sejarah yang umum di Indonesia, memiliki kemampuan teknik yang handal, kerap melakukan kebaruan dalam perupaan, karyanya dikoleksi oleh galeri dalam negeri dan luar negeri, serta melakukan pameran yang konstan dalam setiap periode. Kedua hubungan antara harga dan penilaan estetika signifikan berhubungan, hal ini dapat dilihat dari P-value = Sig. 0.001 < 0.05 . Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan. Besarnya korelasi sangat kuat, hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar 0, 786 (lihat tabel 2). Ketiga hubungan antara harga dengan nilai estetika seniman Akademis dapat dilihat dari P-value = Sig. 0.052<0.05 dengan demikian korelasi tersebut tidak signifikan (lihat tabel 3). Keempat dengan menggunakan metode Kruskall Wallis diketahui P Value sebesar 0.298 artinya Hipotesa Nol ditolak (0,298>0,05) hal ini berarti, tidak ada perbedaan harga antara karya seniman Ideologis dan Akademis. Seniman Ideologis dengan nilai harga yang lebih tinggi (17,17) dibandingkan karya seniman Akademis (13,83), tapi karena sebaran yang negatif dalam uji normalitas, hal ini memperkuat premis bahwa harga bagi kedua kelompok seniman bukanlah hal yang signifikan untuk dijadikan perbedaan (lihat tabel 4), walaupun penilaian estetika seniman Akademis lebih besar dibandingkan seniman Realisme Sosial, tetapi secara penilaian statistik perbedaan tersebut tidak signifikan. Kelima didapatkan pemetaan bahwa seluruh seniman masa kini berpendapat bahwa kondisi sosial adalah hal yang berpengaruh terhadap proses berkarya, temuan lain yang cukup menarik adalah ditemukannya satu seniman yang memperlihatkan hubungan yang tidak signifikan sangat besar dengan kelompok diluar dari kelompoknya, seniman S.Sudjojono memperlihatkan nilai paling besar untuk ‘hubungan tidak signifikan dengan seniman lain’. IV. Kesimpulan Penelitian Seniman maestro adalah seniman pilihan para kurator nasional dan internasional yang sudah terbukti menghasilkan karya yang secara nilai tinggi dan dikoleksi oleh galeri nasional dan luar negeri dengan standar internasional. Hubungan harga dengan nilai estetika seniman hasilnya kuat, artinya karya hasil seniman maestro adalah karya yang unggul estetikanya dan tinggi harganya. Karya kelompok Ideologis dan Akademis jika dalam pandangan estetika tampak tidak memiliki hubungan yang signifikan, begitu juga dengan harganya, walaupun dari segi harga seniman Ideologis lebih tinggi dan seniman Akademis dalam segi estetika lebih unggul tetapi keduanya tidak ada hubungan yang erat, artinya setiap kolektor atau pembeli melakukan transaksi berdasarkan selera cita rasa pribadi bukan berdasarkanpilihan estetika senimannya atau harganya. Statistik sangat mempermudah masyarakat dan pebisnis karya seni dalam melakukan perhitungan dengan banyak variabel, sehingga penting bagi para pelaku seni dan pasar karya seni untuk membuat inovasi statistik dalam pengembangan penilaian kapabilitas seniman dan nilai ekonomi karya seni.