Dorong Industri Alkes, Inovasi BPPT Tangani Pandemi

August 31, 2020

Sumber: Kemenristek / BRIN

Pemerintah Indonesia terus menyiapkan langkah penanganan pandemi virus corona (COVID-19) yang terus mewabah di tanah air. Salah satunya lewat peran inovasi dan teknologi yang dilakukan oleh lembaga riset seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). BPPT ditunjuk sebagai pemimpin Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan COVID-19 (TFRIC-19).
 
“Melalui TFRIC, BPPT mengajak para pemangku kepentingan untuk menghasilkan produk inovasi yang bisa diproduksi di dalam negeri,” kata Kepala BPPT Hammam Riza pertengahan Juli 2020, seperti yang dikutip dari laman resmi BPPT.
 
Berkolaborasi dengan akademisi dan industri dalam negeri, BPPT telah menghasil beberapa produk untuk penanganan COVID-19. Produk-produk tersebut mengikuti
rantai penanganan COVID-19, mulai proses testing, tracing, isolating hingga sampai pada treating atau perawatan pasien.
 
Produk pertama yaitu inovasi produk diagnostik non PCR, yaitu inovasi rapid diagnostic test (RDT) untuk deteksi antibodi IgG/IgM. Dalam mengembangkan produk ini, BPPT bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, dan sejumlah pelaku industri. RDT ini bisa mendeteksi cepat dalam waktu 5-10 menit dengan meneteskan darah atau serum ke alat tersebut.
 
Kedua, produk PCR test kit, reagen untuk melakukan analisis polymerase chain reaction (PCR). Alat ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan material genetic dari sel, bakteri, atau virus. Produk tersebut melibatkan kolaborasi BPPT dengan start up Nusantics yang akhirnya diproduksi massal oleh PT Biofarma.
 
Ketiga, sistem citra medik berbasis kecerdasan buatan atau artificial Intelligence untuk Deteksi COVID-19. Sistem ini memanfaatkan data X-Ray dan CT Scan pasien positif dan negatif COVID-19. Sistem ini telah diluncurkan di beberapa rumah sakit untuk dipakai radiolog sejak pertengahan Mei 2020.
 
“Pengelolaan citra medik berbasis AI untuk mengolah data X-ray dan CT-scan diharapkan dapat menjadi alat bantu dan pemandu penegakan diagnosis pada pasien-pasien suspect Covid-19," kata Kepala BPPT Hammam Riza dikutip dari laman resmi BPPT.
 
Terobosan BPPT selanjutnya ialah penyusunan data pengurutan keseluruhan genom (whole genome sequencing)   profil karakteristik peta gen COVID-19. Upaya ini sangat penting untuk acuan pengembangan vaksin, diagnostik dan produk berbasis gen lainnya.
 
Terakhir, BPPT terlibat aktif dalam penyediaan sarana prasarana dan logistik Kesehatan, di antaranya ventilator, mobile lab Bio Safety Level-2, portable hand washer, face shield, masker, hand sanitizer, desinfektan dan biskuit yang mengandung imunostimulan alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh (Biskuneo). Alat ini dikirimkan ke berbagai daerah untuk mempermudah penanganan COVID-19.
 
"Mobile lab BSL-2 ini juga telah mengikuti standar WHO yang dilengkapi sejumlah peralatan untuk mendukung pemeriksaan swab COVID-19 antara lain peralatan PCR untuk tes swab Covid-19, bio-safety cabinet, dan sistem pemrosesan limbah medis," ujar Hamam.
 
Inovasi yang dilakukan oleh BPPT menunjukkan bahwa peneliti Indonesia mampu menghasilkan alat kesehatan yang berkualitas. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan inovasi yang dilakukan oleh lembaga penelitian dan industri tanah air mesti bertujuan untuk menjawab kebutuhan bangsa dan menggantikan produk impor.
 
“Di bidang kesehatan, fokus kita ada dua. Pertama mulai membangun kemandirian alkes dan kedua, yang paling penting, adalah mengembangkan obat modern asli Indonesia,” kata Menteri Bambang dalam Penyerahan Simbolis Dana Prioritas Riset Nasional (PRN) pertengahan Juli lalu, seperti yang dikutip dari Antaranews.com.
 
Tantangan dunia kesehatan Indonesia memang pada ketergantungan impor dan lamanya proses menjadikan hasil inovasi menjadi produk  massal. Karena itulah, dibutuhkan hubungan erat antara lembaga penelitian dan industri yang dihubungkan oleh Pemerintah Indonesia. Cara ini menjadi strategi jitu meningkatkan produktivitas industri Indonesia.
 
Penguatan ekosistem inovasi dan pendidikan sebagai knowledge hub sangat penting untuk memfasilitasi talenta yang telah dibangun melalui pendidikan dasar dapat berkembang menjadi tenaga kerja yang produktif, inovatif, mampu mengaplikasikan teknologi dan siap berkontribusi pada penciptaan nilai tambah yang tinggi. Perbaikan dari sistem hilirisasi inovasi menuju komersialisasi dan pemanfaatan oleh industri juga menjadi agenda peningkatan produktivitas industri. Semua upaya ini membutuhkan kolaborasi yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, dan industri.
 
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memberikan ruang bertemu antara lembaga penelitian, sektor swasta, dan aktor pembangunan lain untuk menghasilkan inovasi di bidang industri. Forum internasional yang telah digelar sejak 2017 ini diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi kebijakan publik berdasarkan riset dan bukti baik.**


--> -->