Gotong Royong BUMN Garap Kawasan Industri Baru

August 31, 2020

Sumber: industry.co.id

Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang dulunya dikenal sebagai kawasan pelosok kini menjadi alternatif tempat penampung perusahaan-perusahaan internasional yang hendak merelokasi pabriknya ke Indonesia. Untuk menarik investor, sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan kolaborasi agar Kawasan Industri Terpadu Batang siang digunakan.
 
“Pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang merupakan kolaborasi BUMN dengan  BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal),” kata Menteri BUMN Erick Thohir saat menemani Presiden Joko Widodo meninjau KIT Batang 30 Juni 2020 lalu, seperti yang dikutip dari laman resmi Kementerian BUMN.
 
Menteri Erick mengatakan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III bertugas  membebaskan lahan, sehingga tanah seluruh kawasan ini menjadi milik BUMN. Upaya ini akan memudahkan serta meyakinkan investor untuk datang menanamkan modal dengan cara menyewa lahan dalam jangka panjang. PTPN IX akan menyediakan lahan dan memproses konversi Hak Guna Usaha (HGU) ke Hak Pengelola Lahan (HPL).
 
PT Pembangunan Perumahan  (Persero) bersama PT Kawasan Industri Wijayakusuma/KIW (Persero) akan merencanakan master development untuk mengembangkan KIT Batang. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III akan mengelola pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. PT Jasa Marga mengelola sisi utara Tol Trans Jawa. PT Kereta Api Indonesia bertugas menyiapkan menjadi dry port. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyiapkan jaringan listrik. Sedangkan Pertamina akan menyediakan jaringan gas dan bahan bakar.
 
Direktur Utama PT PP Novel Arsyad mengatakan total luasan lahan yang akan dikembangkan untuk KIT Batang sekitar 4.300 hektare. Untuk tahap pertama, lahan yang digunakan seluas 450 hektare dengan serapan tenaga kerja mencapai 130 ribu lapangan kerja. Kawasan ini, ujar Novel, akan mengusung konsep The Smart and Sustainable Industrial Estate.
 
Konsep pengembangan tersebut memiliki tiga prinsip dasar yaitu Smart Society, Smart Environment and Infrastructure, serta Smart Economy, dan juga dua desain intervensi yaitu Smart Experience dan Smart Planning. Pengembangan Kawasan Industri Batang dibagi menjadi 3 (tiga) zonasi, yaitu Zona Industri Ringan dan Sedang, Zona Inovasi & Ekonomi Kreatif serta Zona Manufaktur & Logistik.
 
“Kita harus membuat diferensiasi dengan area industri yang lain sehingga bisa menarik investor agar tak pindah ke negara lain karena Indonesia punya kelebihan,” kata Novel saat menandatangani MoU Pengembangan Kawasan Industri Batang, seperti yang dikutip dari Kantor Berita Antara.
 
KIT Batang akan dikembangkan sesuai klaster industri, bukan berdasarkan asal negara. Konsep ini tentunya sesuai dengan asas efektifitas dan efisiensi ekonomi untuk memudahkan penyediaan fasilitas pendukung. Di samping itu, sesuai arahan Presiden Jokowi, KIT Batang harus mengalokasikan minimal 5 persen dari luas lahan untuk klaster Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memperkuat keberadaan rantai pasok dalam areanya.
 
Gotong royong sejumlah BUMN dalam membangun kawasan industri merupakan upaya menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru. Para perusahaan plat merah ini menjawab tantangan penyediaan infrastruktur industri dan konektivitas yang berkualitas tanpa harus meninggalkan kepastian berusaha di daerah. Langkah ini menjadi praktik baik yang perlu dilakukan di daerah lain, terutama luar Pulau Jawa.
 
Menumbuhkan industri di luar Pulau Jawa, penajaman perlu dilakukan dalam model kerja sama investasi, penyediaan infrastruktur, interkoneksi antarwilayah, penyediaan SDM terampil, dan pendanaan. Tahapan pengembangannya juga dapat dimulai dengan mengorganisasikan pelaku-pelaku industri mikro, kecil, dan menengah dalam sentra industri kecil dan menengah (IKM).
 
Upaya ini diharapkan dapat mendukung pembangunan aktivitas dan kapasitas industri secara bertahap sesuai potensi dan kemampuan setiap wilayah. Hasil dari berbagai strategi tersebut diharapkan dapat mendukung peran industri dalam redistribusi kemajuan pembangunan di berbagai wilayah serta peningkatan daya saing nasional secara keseluruhan.
 
Indonesia Development Forum mengajak kamu berkontribusi lewat sumbangan ide tentang model pengembangan industri di kawasan luar Pulau Jawa. Tujuannya agar pembangunan industri masa depan Indonesia menghasilkan kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan.


--> -->