Latih Guru Vokasi, Pemerintah Gandeng Jerman dan Swiss

October 22, 2021

JAKARTA - Dalam rangka menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) kompeten yang sesuai dengan kebutuhan industri,  pemerintah melakukan pelatihan Master Trainer untuk pelatih tempat kerja di Indonesia dengan kerja sama antara Kemenperin dengan Pemerintah Jerman dan Swiss. Melalui upaya ini, diharapkan pertumbuhan industri semakin merata di seluruh wilayah Indonesia.

“Kegiatan kali ini merupakan bukti nyata eratnya kerja sama yang dilakukan Kemenperin dengan negara-negara yang selama ini menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi seperti Jerman dan Swiss,” kata Menteri Perindustrian  Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya, Selasa (28/9).

Kerja sama Kemenperin dengan pemerintah Jerman terkait teknis pendidikan vokasi dan pelatihan (Technical Vocational Education and Training) telah dimulai sejak 2001. Kerja sama tersebut terbukti mampu menguatkan unit pendidikan dan pelatihan Kemenperin. Melalui kerja sama tersebut, pemerintah berhasil mencetak lulusan kompeten dan siap kerja untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri hingga 682 ribu orang setiap tahunnya.

Pelatihan Master Trainer tersebut merupakan implementasi dari program Link and Match yang dimotori Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kemenperin. “Dengan adanya Pelatihan Master Trainer, diharapkan kompetensi para pelatih di tempat kerja dapat meningkat, karena para pelatih memiliki peran sangat dominan dalam membimbing para peserta praktik kerja guna mencapai kompetensi agar siap kerja,” Menteri Agus.

Dalam pelatihan tersebut, Kemenperin juga memfasilitasi penggunaan Modul Terjemahan Bahasa Indonesia untuk pertama kalinya. Langkah ini diharapkan dapat mendukung proses pembelajaran dan menghasilkan lebih banyak Pelatih Tempat Kerja di industri.

Kemenperin juga terus berkolaborasi dengan perwakilan pemerintah Jerman dan Swiss melalui Deutsche Gesselschaft fur Internationale Zusammenarbeit dan Swiss State Secretariat for Economic Cooperation dalam mengadopsi sistem pendidikan dual system yang diterapkan pada sembilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 12 pendidikan tinggi di bawah naungan BPSDMI Kemenperin yang bersifat spesifik dan teknis.

“Saya juga ingin terus mengajak bapak Duta Besar RI di Jerman dan Swiss untuk menjembatani kerja sama antara unit pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia agar dapat Go Internasional,” tutur Menteri Agus.

Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein Muliaman Dharmansyah Hadad berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan keterampilan profesional melalui pendidikan vokasi guna mengurangi tingkat pengangguran sehingga dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.

Menurutnya, Swiss menjadi salah satu negara yang sudah lama mendukung pendidikan vokasi di Indonesia, dan hubungan Indonesia-Swiss telah semakin meningkat, tidak hanya antar pemerintah tetapi juga antar pebisnis, dan people-to-people.

“Saat ini, Indonesia dan Swiss juga dalam proses rencana penandatanganan Young Professional Agreement. Penandatanganan kesepakatan ini diharapkan terjadi dalam waktu dekat sehingga entry into force dapat dimulai pada November 2021,” tambahnya.

Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno juga menyatakan dukungannya terhadap kegiatan Pelatihan Master Trainer sebagai salah satu upaya implementasi pendidikan sistem ganda pada sekolah vokasi di Indonesia. “Sistem tersebut selama ini telah diterapkan di Jerman dengan sangat baik,” ujarnya.

Salah satu kekuatan perekonomian Jerman selama ini terletak pada industri dan usaha ukuran kecil menengah yang ditopang ketersediaan tenaga kerja terampil dalam jumlah dan kualitas yang cukup merata dan terstandarisasi.  “Ratusan MoU tiap tahun ditandatangani antara sekolah dan industri di Jerman karena keterlibatan industri pada kegiatan vokasi dianggap sebagai investasi,” imbuhnya.


--> -->