Unggul di ASEAN, Indonesia Fokus Tingkatkan Nilai Tambah Manufaktur

October 01, 2021

JAKARTA - Dengan skala ekonomi yang lebih besar, serta jenis industri yang lebih beragam, Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia lebih unggul dibanding negara ASEAN lainnya, seperti Thailand sebesar USD 1,23 miliar, Malaysia berkisar USD 81,19 juta, dan Vietnam USD 41,7 juta. MVA Indonesia mencapai USD 281 miliar dan sudah mampu menggeser ekonominya menjadi manufacture-based.

“Berbagai langkah dilakukan Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan nilai tambah di sektor industri, antara lain mendorong hilirisasi, substitusi impor, dan menjadikan industri di Tanah Air sebagai bagian rantai pasok global,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif dalam keterangan resmi, Minggu (12/9).

Febri menambahkan peningkatan nilai tambah industri dapat menciptakan multiplier effect, antara lain penyerapan tenaga kerja, devisa ekspor, serta meningkatkan kontribusi terhadap pajak dan cukai. Apalagi Indonesia dikenal memiliki keunggulan komparatif, yakni sumber daya alam (SDA) yang cukup tersedia, juga potensi sumber daya manusia (SDM) berusia produktif yang terampil, sehingga mampu meningkatkan daya saing produksi dalam negeri.

Kekuatan ekonomi Indonesia terletak pada pasar domestik yang besar, dengan tetap berorientasi ekspor. Hal inilah yang membedakan dengan negara lain di ASEAN, seperti Singapura atau Vietnam. “Apalagi, di antara negara-negara di ASEAN, Indonesia merupakan satu-satunya yang masuk dalam G20. Ini menandakan Indonesia telah menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia,” tutur Febri. Pada 2022, Indonesia akan menjadi Presiden G20 sekaligus tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi  G20.

Terkait Presidensi G20 2022, isu prioritas bidang industri yang diangkat adalah akselerasi industri 4.0 untuk industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan. “Hal ini juga untuk mendukung pemulihan ekonomi global akibat pandemi,” kata Febri.

Ketersediaan bahan baku yang melimpah merupakan comparative advantage bagi industri Tanah Air. Kemajuan industri juga didukung dengan kemudahan iklim berusaha Pemerintah melalui UU 11/2020 tentang Cipta Kerja. “Hal ini diharapkan dapat mewujudkan industri yang menghasilkan nilai tambah tinggi, berdaya saing global, dan berwawasan lingkungan," sebut Febri.

Kolaborasi kekayaan alam dan keunggulan SDM dapat dilihat dari beberapa sektor yang memiliki kinerja menonjol, misalnya industri pengolahan kayu dan furniture. Secara keseluruhan, perkembangan permintaan global produk industri furnitur dan woodworking sangat menjanjikan. Ekspor produk furnitur (HS 9401-9403) di 2020 mengalami peningkatan dengan nilai USD 1,91 miliar, meningkat 7,6 persen dari 2019 yaitu senilai USD 1,77 miliar.

Hal ini membuat Indonesia masuk dalam jajaran eksportir produk-produk furnitur besar seperti Tiongkok, Jerman, Polandia, Italia, dan Vietnam. Adapun negara-negara tujuan ekspor terbesar furnitur Indonesia pada 2020 adalah Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman.

Untuk terus menjaga investasi pada sektor furnitur, pemerintah memberikan fasilitas kemudahan iklim berusaha, terutama antisipasi penyediaan faktor-faktor produksi utama yaitu bahan baku, modal, dan tenaga kerja. Selanjutnya, fasilitas kemudahan iklim berusaha terutama antisipasi penyediaan faktor-faktor produksi utama yaitu bahan baku, modal, dan tenaga kerja.

Di sektor otomotif, Indonesia memiliki target sebagai ekspor hub kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak internal combustion engine (ICE), maupun kendaraan listrik Electrical Vehicle (EV). “Saat ini, sudah ada peta jalan pengembangan kendaraan listrik yang meliputi rencana pengembangan industri komponen utama EV berupa baterai, motor listrik, dan inverter,” ujar Febri.

Permintaan EV di dunia diperkirakan terus meningkat, mendorong peningkatan kebutuhan baterai bagi kendaraan listrik. Meningkatnya penggunaan baterai juga mendorong peningkatan bahan baku sehingga negara yang memiliki sumber bahan baku baterai seperti Indonesia akan memegang peranan sangat penting.


--> -->