Faktor Penting Pengembangan Industrialisasi: Inovasi, Teknologi, Produktivitas, dan Daya Saing

August 19, 2021

JAKARTA – Indonesia mengalami gejala perlambatan pertumbuhan industri yang ditandai dengan pertumbuhan sektor industri yang lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi nasional. Pada saat yang sama, pandemi Covid-19 telah mempengaruhi jalur transformasi ekonomi di Indonesia sehingga diperlukan strategi yang berbeda untuk merespons berbagai tantangan untuk mendukung perekonomian agar mampu pulih dan tumbuh lebih baik dibandingkan periode sebelum pandemi Covid-19. Sektor industri harus tetap menjadi pendorong utama perekonomian Indonesia karena menawarkan peluang besar bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih produktif dan memfasilitasi terjadinya proses akumulasi knowledge dan knowhow bagi tenaga kerja serta masyarakat secara keseluruhan.

Untuk mengetahui aspirasi masyarakat akan hal tersebut, Kementerian PPN/Bappenas melalui Indonesia Development Forum (IDF) 2021 mengadakan survei daring saat Inspiring Session Road to IDF 2021 yang diselenggarakan Selasa (29/6). Survei diisi 458 responden dari seluruh provinsi di Indonesia yang rata-rata bekerja sebagai pegawai pemerintah, akademisi, pegawai swasta, mahasiswa, wirausaha, dan ibu rumah tangga. Survei yang menjadi masukan untuk Idea Series tersebut mengusung beberapa topik sesuai Subtema 1 Strategi Industrialisasi untuk Mendorong Transformasi Ekonomi dengan lima pertanyaan pendalaman. Survei menunjukkan faktor terpenting dalam pengembangan industrialisasi Indonesia adalah terkait inovasi, teknologi, produktivitas, serta daya saing berorientasi ekspor.

Dalam konteks pengembangan industri sebagai pendorong utama transformasi ekonomi di Indonesia, sebanyak 43 persen responden yang mengikuti kegiatan IDF Inspiring Session 2021 menganggap kemampuan teknologi dan inovasi sebagai isu yang paling mendesak untuk ditangani. Selain itu, 16,8 persen memilih daya saing di tingkat global sebagai isu yang mendesak untuk ditangani, disusul 14,4 persen responden memilih iklim usaha dan investasi, 13,5 persen responden memilih produktivitas dan kapasitas produksi, dan hanya 12 persen yang memilih industri ramah lingkungan.

Mayoritas responden juga memilih isu pemanfaatan teknologi dan peningkatan inovasi dianggap sebagai isu paling penting yang dapat mendorong transformasi ekonomi, terutama dengan melihat tren digitalisasi dan ekonomi hijau. Temuan ini sejalan dengan kondisi pascapandemi yang semakin mempercepat tren otomatisasi, yang tercermin dari meningkatnya penggunaan telework dan telemedicine di masyarakat, serta komitmen negara-negara di dunia untuk menerapkan strategi pemulihan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan (green recovery).

Selain itu, strategi peningkatan teknologi, inovasi dan diversifikasi juga dianggap 40,4 persen responden sangat relevan untuk dilaksanakan dalam rangka meningkatkan industri yang berdaya tahan sekaligus mampu mendorong pemulihan ekonomi Indonesia. Hal ini sejalan dengan diversifikasi ekonomi juga relevan dengan fakta bahwa pertumbuhan ekonomi terkontraksi lebih dalam untuk wilayah-wilayah dengan diversifikasi rendah, seperti Bali yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar 9,3 persen pada 2020 akibat sangat bergantung kepada sektor pariwisata.

Sebagai penggerak transformasi ekonomi, industri yang telah berkembang perlu memiliki daya saing yang tinggi sehingga mampu mengangkat trajectory ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi dibandingkan masa sebelum pandemi. Dalam konteks ini, sebanyak 27,9 persen responden menganggap strategi perusahaan yang berfokus pada inovasi dan ekspor sebagai faktor yang paling berpengaruh untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia secara global.

Sebanyak 42,8 persen responden juga berpendapat bahwa kesuksesan peningkatan daya saing industri perlu didukung kebijakan industri yang difokuskan pada peningkatan produktivitas sumber daya manusia dan penguasaan teknologi. Temuan ini sejalan dengan kebutuhan peningkatan  produktivitas tenaga kerja dan konten teknologi dari produk yang dihasilkan industri nasional, termasuk untuk ekspor.  Permasalahan-permasalahan tersebut perlu menjadi fokus kebijakan mendatang untuk tercapainya transformasi ekonomi.

Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi mata pencaharian dan kehidupan masyarakat, kinerja sektor-sektor penggerak perekonomian, serta keberlanjutan lingkungan. Krisis akibat pandemi Covid-19 juga menggeser jalur transformasi ekonomi sehingga dibutuhkan strategi yang berbeda dan extra effort untuk mengembalikan, dan mengangkat prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.


--> -->