Isu Disparitas Menjadi Duri dalam Pengembangan KEK dan KI

August 10, 2021

JAKARTA - Sumatera merupakan sentra produksi serta lumbung energi nasional. Potensi di wilayah-wilayah Sumatera masih berupa bahan mentah dan perlu diolah agar memiliki nilai tambah. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) meningkatkan nilai tambah dan juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. 

Hanya saja, menurut Ketua Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera Rahayu Sulistyorini mengembangkan kawasan suatu wilayah juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, sosial, dan lain-lain. “Salah satunya, kita harus memadukan pembangunan wilayah itu dengan market driven. Bagaimana produk-produk yang dihasilkan pada masing-masing KEK bisa bersaing. Artinya harus ada sertifikasi, penjaminan mutu produk, kemudian bagaimana menanggung daya tampung lingkungan, dan lainnya,” tutur Rahayu dalam University Lecture #3 Road to Indonesia Development Forum 2021, Kamis (22/7).

Rahayu menambahkan fokus berikutnya yaitu pembangunan infrastruktur menuju wilayah yang strategis dan dukungan terhadap percepatan perkembangan kawasan di sekitar wilayah pengembangan. Munculnya program-program pembangunan prioritas memberikan manfaat bagi percepatan pembangunan wilayah, tetapi di sisi lain juga berdampak pada semakin melebarnya ketimpangan antar wilayah terutama pada wilayah non prioritas. Solusi untuk membuka keterisolasian antar wilayah tersebut yaitu perlu dibangun infrastruktur jalan melalui jalur darat dan laut. Pembangunan akses tersebut bisa dilakukan dengan membentuk jaringan konektivitas ke/dari lokasi prioritas untuk membangun wilayah.

“Jadi kalau kita hanya fokus ke satu wilayah tidak melihat dari efeknya, maka yang ada hanya disparitas. Kita tahu bahwa Sumatera sudah memiliki jalan tol tetapi itu di wilayah timur. Bagaimana dengan barat atau tengah? Nah, itu juga harus dilihat dan tidak bisa dikerjakan oleh Bappenas sendiri. Harus terkoordinasi dan bersinergi dengan PUPR dan Perhubungan. Isu disparitas ini harus kita buang jauh-jauh,” kata Rahayu.

Transportasi juga menjadi faktor penting dalam pengembangan KEK. “Kalau kita berbicara transportasi kita harus berbicara intermoda. Menggunakan sistem intermoda ini dapat mengefisiensikan progress pembangunan dan operasional KEK di daerah manapun dan ini yang seharusnya menjadi salah satu prioritas utama yang harus dipikirkan pas merancang dan menentukan lokasi KEK,” tutup Rahayu.


--> -->