Indonesia Penghasil Startup Terbesar Kelima di Dunia

July 17, 2021

JAKARTA - Sektor informasi dan teknologi memberikan kontribusi yang besar untuk Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional. Adapun sektor industri ini menyumbang sebesar 4,51 persen atau Rp 726,1 triliun dari total PDB Indonesia. Walaupun masih pada urutan keenam dibandingkan sektor lain dalam PDB, sektor ini bertransformasi cepat sesuai perkembangan zaman.

Berdasarkan data Delta Partners, revolusi digital berubah drastis, pada 2000 masih berupa internet content, di mana masyarakat menggunakan internet untuk mengakses video, musik, dan berkomunikasi. Pada 2010, berubah menjadi internet services, masyarakat mulai mengenal web 2.0 yang berbasis social media, search, dan e-commerce. Hanya dalam jangka waktu 5 tahun yaitu pada 2015, bertransformasi menjadi internet of people, mulai dikenal cloud, P2P services. Puncaknya, pada 2025, diprediksi akan bertransformasi menjadi internet of everything yaitu penggunaan internet untuk semua sektor.

Mengacu pada sumber data yang sama, potensi ekonomi digital Indonesia dari perubahan perilaku masyarakat selama beberapa tahun ini yaitu pertama, masyarakat selalu online, kebutuhan pokok manusia dapat dibilang sekarang adalah sandang, pangan dan papan, serta kuota internet. Kedua, masyarakat sangat socially connected dengan rata-rata masyarakat menghabiskan waktu 3 jam dan 14 menit setiap harinya menggunakan social media. Ketiga, perilaku yang berubah, menikmati hiburan secara online karena library di internet lebih lengkap dibandingkan perpustakaan secara fisik. Keempat, belanja online yaitu dengan membuka aplikasi, gampang dalam cek harga, dan interaksi yang mudah antara penjual dan pembeli. 

Sejak 2015, Indonesia’s digital economy (gross merchandise value) meningkat drastis sebesar Rp 112 triliun pada 2015, Rp 616 triliun pada 2020, dan diprediksi menjadi Rp 1736 triliun di 2025 mendatang. “Artinya, revenue-nya ada di industri lain yang di-enable oleh revolusi digital ini, seperti retail, pariwisata, dan lain-lain. Inilah kenapa industri digital krusial untuk menghidupkan ekonomi pada masa pandemi ini,” tutur Operation Vice President of Group Digital Strategy PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Riza Agung Nugraha Rukmana dalam Inspiring Session Road to Indonesia Development Forum 2021, Selasa (29/6).

Riza menambahkan hal inilah yang mendorong adanya potensi digitalisasi di berbagai sektor. “Misalnya di pertanian, kita ada potensi memberi akses terhadap lebih dari 40 juta petani dalam menggunakan e-commerce, keperluan petani, memberi akses terhadap permodalan dan akses petani lainnya. Begitu pula di sektor logistik, kesehatan dan sektor-sektor lainnya, ada peluang digitalisasi yang didukung oleh hal seperti big data, AI, cloud, IOT, dan lainnya. Semuanya dari sisi B2B,” ujarnya.

Menurutnya, walaupun dari sisi investasi, sektor digital mengalami penurunan pada 2020, tetapi secara nilainya, mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dengan keberanian investor untuk memberikan investasi pada startup. Saat ini, Indonesia mempunyai 1 decacorn, 4 unicorn dan 2244 startup yang bergerak di berbagai sektor, di antaranya media, pertanian, makanan, e-commerce, edukasi, travel, teknologi, kesehatan, dan lainnya. Perkembangan startup Indonesia yang besar membawa Indonesia menjadi salah satu penghasil startup terbanyak di dunia, yaitu urutan kelima terbesar di dunia, setelah Amerika yang berjumlah 99.351 startup, India 10.402 startup, Inggris 5.735 startup, dan Kanada 2.967 startup. Indonesia berhasil mengalahkan Jerman, Australia, Prancis, Spanyol, dan Brasil.


--> -->