Tingkatkan Daya Saing IKM, Pemerintah Bantu IKM dari Hulu ke Hilir

July 16, 2021

JAKARTA – Unit usaha di Indonesia didominasi Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berkisar 99,7 persen dengan tenaga kerja 66,25 persen dari seluruh tenaga kerja Indonesia. Akan tetapi, output IKM terhadap industri hanya 21,22 persen. Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih dalam Inspiring Session Road to Indonesia Development Forum 2021, Selasa (29/6), hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama agar IKM mampu untuk ekspor karena saat ini pasarnya terlalu segmented dan tidak bisa mass production.

Sejauh ini, pemerintah sudah mengupayakan untuk melakukan pembinaan kepada IKM dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri agar industri mempunyai daya saing yang tinggi dan upaya agar bisa ekspor. “Intinya adalah sebenarnya kalau industri kecil dan menengah itu karena unit usahanya banyak yang bekerja di situ sehingga sebenarnya, untuk pengentasan angka kemiskinan, melalui perluasan kesempatan kerja. Kalau hubungan dengan industri pastinya ini dalam rangka memperkuat struktur industri nasional,” tutur Gati.  

Ia menambahkan jika struktur industri nasional sudah kuat, maka kemitraan akan semakin mudah dijalankan. Sejak 2020, pemerintah berusaha agar IKM menjadi supply chain pada rantai pasok industri secara keseluruhan. Adapun untuk peningkatan daya saing IKM, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian memiliki lima program inti, yaitu akses pembiayaan, akses bahan baku, fasilitasi teknologi dan sarana/prasarana produksi, peningkatan akses pasar, dan peningkatan kualitas produk dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM). “Kenapa SDM harus ditingkatkan? Karena SDM-lah yang paling penting, teknologi atau apps sebagus apa pun tidak akan jalan kalau SDM-nya tidak paham,” ujar Gati.

Menurutnya, pemerintah sudah membantu IKM dari hulu sampai hilir. “Kalau misalnya terintegrasi dengan baik, maka program tersebut akan lebih mudah lagi untuk diimplementasikan targetnya, apa yang diinginkan oleh kita semua, Indonesia Maju 2030, akan tercapai,” kata Gati.

Terkait ekspor, gol dari ekspor IKM adalah pasar menerima produk IKM dengan mengekspor barang yang memenuhi standar kualitas. Tantangan pasar ekspor untuk IKM adalah kebanyakan IKM tidak mempunyai pengetahuan yang benar tentang pasar ekspor dan cara menembusnya, serta dokumentasi. IKM juga keberatan dengan akses pembiayaan ekspor, kurang efisien dalam distribusi, dan tidak mempunyai kemampuan produktivitas untuk memenuhi standar yang diperlukan oleh pasar ekspor.

Tidak hanya terbatas di pasar ekspor, IKM juga bisa masuk ke pasar retail dan industri besar. “Kita memperkuat IKM lewat pembangunan sarana produksi, memberi sistem teknologi informasi yang sangat bagus dan mempermudah akses bahan baku.  Kemudian kemitraan usaha, kita bikin IKM sebagai rantai pasok industri besar, dan tentu saja itu dibantu dengan pendampingan-pendampingan di bidang manajerial, teknis produksi, dan sertifikasi,” tutup Gati.


--> -->