Transformasi Digital Bergantung Pada Sumber Daya Manusia

July 09, 2021

JAKARTA - Transformasi digital membutuhkan hubungan dengan sistem teknologi lainnya untuk membentuk infrastruktur, jejaring teknologi dan institusi. Konektivitas menjadi kunci di era digital dengan menghubungkan simpul-simpul lain disekitarnya. Kemampuan untuk menghubung mencakup kemampuan kita bagaimana bisa memahami dan mengembangkan gagasan baru melalui sintesis, melakukan mutual adjustment untuk membuat value added lebih tinggi.

Perguruan tinggi memerlukan meningkatkan konektivitas antara pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Juga meningkatkan konektivitas antar disiplin keilmuan, serta meningkatkan konektivitas antara dunia akademik dengan dunia industri. “Yang perlu diingat juga adalah perubahan budaya ilmiah kampus sebagai platform intelektual dan menjalin konektivitas antar/lintas organisasi dan profesi. Dari sebuah introspeksi, kami di manajemen internal lembaga pendidikan tinggi harus memfasilitasi sinergi kinerja setiap individu. Strategi kami di ITB yaitu lulusan kami memang harus dipersiapkan untuk industri. Jadi kita lakukan transformasi kurikulum, pemutharikan learning management system, dan meningkatkan kolaborasi prodi-industri,” ujar Rektor ITB Reini Wirahadikusumah.

Adapun untuk pekerja dari SMK, tamatan SMK menjadi penyumbang terbanyak dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya yaitu 11,45 persen dan akan meningkat akibat pandemi. Saat ini bidang kerja dibutuhkan mengacu pada data PT Fonda, yaitu kebutuhan di bidang produksi sebesar 72,29 persen. “Skill akan berbanding lurus dengan usia, semakin bertambah usia maka skill bertambah. Namun, pada industri besar pada umumnya tidak membutuhkan hardskill yang tinggi,” kata Kepala SMK Mikael Surakarta Albertus Murdianto.

Menurutnya ada 2 divisi yang menjadi perhatian yaitu divisi produksi dan engineering. Divisi produksi memiliki operator produksi dan mengharuskan lulusan SMK memiliki kemampuan dasar teknik, serta patuh terhadap SOP. Sementara divisi engineering membutuhkan lulusan SMK yang bisa menggambar, mempersiapkan produksi, trial produksi, dan memiliki kemampuan teknik yang baik. "Sehingga perlu disiapkan SMK untuk menyongsong industrialisasi, tetapkan profil tamatan atau lulusan disusun bersama industri dengan analisis internal. Penyusunan kurikulum yang dijalankan, dan menyusun penerapan hard skill dan soft skill bagi siswa, implementasi dengan pembelajaran, hard skill dan soft skill, dan knowledge," lanjut Albertus.

Sementara itu, keberhasilan PT Schneider dalam transformasi digital tidak lepas dari sumber daya manusia. Kolaborasi antara kampus, sekolah, dll menjadi bentuk nyata keberhasilan teknologi digital bisa dilakukan industri lain untuk meningkatkan produktivitas. “Ada tanggung jawab Schneider untuk memberikan role model melakukan transformasi digital. Tidak hanya memanfaatkan teknologi tetapi bagaimana kami melakukan changed management dan sumber daya manusia itu menjadi kunci utama bagi transformasi kita. Kami mewakili Indonesia pada 2019 menjadi global lighthouse advance industrial revolution. Ini menunjukkan sebenarnya industri Indonesia walaupun padat karya tidak boleh meninggalkan transformasi digital kita harus mempersiapkan sumber daya manusia. Jika diimplementasikan maka industri akan merasakan sustainability, productivity, efficiency, dan itu akan membangun daya saing industri di Indonesia,” jelas Country Digital Transformation Schneider Electric Indonesia Fadli Hamsani.

Hal yang sama disampaikan COO ASTRA Otoparts Donny Novanda juga menekankan transformasi digital bisa dilakukan dengan melihat kesiapan dari human capital. Astra international juga memberi panduan terhadap human capital terkait perubahan di industri, terkait dengan hard skill, soft skill, maupun juga leverage expert track. “Challenge paling pertama mungkin di karyawan karena makin tua makin banyak skill tapi kemauan belajar sesuatu yang baru jadi berkurang. Kedua, kita juga kerjasama dengan supplier, dimana kerjasama kita bisa menambah kompetensi kami. Ketiga, technology provider, misalnya Schneider, ABB, denso, dll mereka turut meningkatkan kompetensi dan transformasi bisnis seperti industri 4.0 seperti sekarang,” tutur Donny.

Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) BPPT Wahyu Widodo Pandoe menekankan industri kecil dan menengah berperan penting terhadap perkembangan industri negara. Strategi untuk meningkatkan produktivitas, yaitu penguasaan teknologi yang lebih memadai supaya industri Indonesia tetap survive dan mampu menembus pasar internasional dengan kualitas yang diperlukan. “Perlu juga akuisisi teknologi lewat melakukan reverse engineering, yang merupakan lompatan teknologi yang bisa membuat industri padat karya seperti kereta api lebih mandiri dan kompetitif. Kalau semua itu tercapai, maka terjadilah peningkatan produktivitas,” tutup Wahyu.


--> -->