Perbaiki Kualitas SDM Tingkatkan Produktivitas Industri

March 24, 2020

Subtema 3: Strategi Jitu Peningkatan Produktivitas

Indonesia memasuki era industri 4.0 yang mengubah pola produksi menjadi lebih otomatis dan digital. Produktivitas industri menjadi kunci sehingga menimbulkan tantangan baru yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurut Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, tantangan kualitas sumber daya manusia berkaitan dengan transformasi ketenagakerjaan. 

“Ada tiga tantangan transformasi ketenagakerjaan sebagai dampak revolusi industri 4.0, skill transformation atau transformasi ketrampilan, job transformation atau transformasi pekerjaan, dan society transformation atau transformasi sosial,” kata Menteri Ida saat menjadi pembicara di acara ‘Conference 2045 : Education to Ignite The Creative Industry’, akhir Februari lalu, seperti yang dikutip dari Tempo.co. 

Transformasi ini akan berdampak pada tenaga kerja. Pekerjaan yang berulang-ulang dan rutin akan digantikan oleh robot dan teknologi digital. Tenaga kerja dengan keterampilan tinggi akan bertahan sementara yang tak mempunyai keahlian akan tergantikan. 

Untuk menghadapi tantangan ini, kata Menteri Ida, diperlukan inovasi dalam penyiapan kompetensi tenaga kerja, regulasi ketenagkerjaan yang fleksibel, jaminan sosial terhadap peningkatan kompetensi, dan jaminan sosial terhadap pendapatan masyarakat. Lembaga pendidikan dan pelatihan tak hanya bertugas mendidik dan melatih lulusan baru tetapi juga pekerja yang ingin berpindah keahlian atau upskilling dan reskilling.  

Menaker Ida mengatakan lembaga pendidikan mesti menjadi vokasi revolusi industri 4.0 yang mempunyai empat dampak. Pertama, perubahan tujuan pendidikan dan pelatihan vokasi yang semula untuk mendapatkan pekerjaan menjadi alat untuk mempertahankan pekerjaan dan membuka lapangan kerja baru. 

Kedua, perubahan keahlian yang semula spesialisasi menjadi konvergensi karena tuntutan kebutuhan produksi yang menggunakan teknologi multidisiplin. Ketiga, perubahan kurikulum yang berorientasi pada penciptaan produk. 

“Keempat, perubahan sasaran diklat vokasi yang semula adalah kelompok muda menjadi kelompok rentan yang terpinggirkan,” kata Menteri Ida.  

Program yang disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan ini sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045. Dilansir dari laman resmi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), pemerintah mempersiapkan tiga hal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Pertama, peningkatan keterlibatan industri dalam penyusunan standar dan kurikulum pendidikan dan pelatihan vokasi. Kedua, peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan termasuk magang yang berbasis kompetensi. Ketiga, penguatan penyelenggaraan sistem sertifikasi profesi. 

“RPJMN 2020-2024 merupakan titik tolak untuk mencapai sasaran pada visi 2045, ditargetkan juga bahwa pada 2036, Indonesia keluar dari Middle Income Trap (MIT),” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat berbicara pada Kick-Off Meeting Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2021, Februari lalu. 

Peningkatan kualitas SDM dipercaya mampu meningkatkan produktivitas industri. Semua upaya ini membutuhkan kolaborasi yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, dan industri.  Indonesia Development Forum (IDF) yang diinsiasi oleh Bappenas hadir untuk mendorong kolaborasi seluruh aktor pembangunan. 

IDF 2020 mengambil tema besar yang sesai dengan tantangan industri yakni  ‘Indonesia’s Future Industrialization Paradigm: Value Creation and Adaptive Capacity for Socio-Economic Transformation’. Misi pembangunan sektor industri tidak hanya diarahkan untuk menciptakan nilai tambah atas komoditas dan menyerap tenaga kerja, tetapi juga untuk mendorong transformasi sosial-ekonomi yang menciptakan masyarakat dengan kehidupan yang baik dan maju saat ini dan di masa yang akan datang.

Salah satu subtema di IDF 2020 ialah 'Strategi Jitu Peningkatan Produktivitas'. Solusi yang diharapkan dari aktor pembangunan non-pemerintah ialah praktik terbaik untuk membangun produktivitas industri dan upaya membangun kultur dan etos kerja untuk peningkatan produktivitas kolektif bangsa. Subtema tersebut juga berkaitan dengan nilai-nilai keunggulan khas Indonesia sebagai spirit peningkatan produktivitas nasional.

Bentuk reformasi lembaga pendidikan dan pelatihan dalam membangun SDM yang adaptif, unggul, dan berdaya saing perlu disampaikan di IDF 2020. Hal lain yang diterima seperti sistem penyiapan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri, strategi upskilling dan reskilling tenaga kerja secara berkelanjutan oleh industri, dan penciptaan ekosistem inovasi untuk meningkatkan adaptasi iptek dan inovasi.

Para akademisi juga bisa memaparkan perannya sebagai knowledge hub penghasil tenaga kerja berkemampuan tinggi dan inovasi teknologi bernilai tambah ekonomi.

Gagasan terkait pembangunan sistem hilirisasi inovasi menuju industri yang didukung kolaborasi lembaga riset dan industri layak disuarakan di IDF 2020. 

Kamu punya solusi-solusi menarik terkait hal di atas? Kirimkan karyamu sebelum tanggal 17 April 2020!
 


--> -->