Mencari yang Halal di Halal Local

August 09, 2019

Halal Local di Sesi IDEAS, Innovate Developing Local Talent and Mark, IDF 2019.

Republika-Sering kali pelancong Muslim kesulitan dalam mencari tempat makan halal ataupun tempat beribadah ketika bepergian ke luar negeri, khususnya ke negara dengan minoritas Muslim. Aplikasi lokapasar buatan anak-anak Bandung, Jawa Barat, Halal Local, berupaya menjawab permasalahan itu.

Melalui aplikasi Halal Local, pengguna dapat menemukan restoran dengan sertifikasi halal ataupun ramah Muslim yang menyajikan makanan halal. Aplikasi yang dirilis pada April 2018 ini pun turut membantu penggunanya mencari akomodasi mushala dan masjid terdekat.

Saat ini, setidaknya 10 ribu orang yang tersebar di berbagai negara sudah mengunduh aplikasi. Chief Executive Officer (CEO) Halal Local,

Nurma Larasati, menjelaskan, dari total pengguna tersebut, sekitar 30 persen hingga 40 persen di antaranya merupakan orang Indonesia. Masyarakat Uni Emirat Arab (UEA) menjadi pengguna terbanyak kedua.

Aplikasi ini dominan diunduh oleh pengguna dari di negara mayoritas Muslim dan digunakan di negara dengan jumlah penduduk Muslim yang sedikit seperti di Korea Selatan, Jepang, dan sejumlah negara di Eropa. Halal Local menargetkan masyarakat Indonesia sebagai pengguna utama. Hanya, kecil kemungkinan mereka menggunakan aplikasi di dalam negeri. "Seperti sudah default, makanan di pinggir jalan itu adalah makanan halal," ujar Nurma ketika ditemui Republika di acara Indonesia Development Forum (IDF) 2019 di Jakarta Convention Center, pekan lalu.

Saat ini, Halal Local telah menyimpan 150 ribu informasi tempat ibadah dan lebih dari 50 ribu restoran yang tersebar di 140 negara dalam basis datanya. Data tersebut semula Halal Local kumpulkan melalui internet yang kemudian diklasifikasi dalam dua kelompok, yakni halal dan ramah Muslim.

Kategori ramah Muslim biasanya diberikan kepada restoran atau tempat makan yang menyajikan makanan halal tapi tidak ada sertifikat halal dari suatu lembaga resmi ataupun negaranya. Ada juga di antaranya yang memiliki menu halal, tapi toko mereka belum halal. "Kami hubungkan data restoran itu dengan data dari sertifikasi lembaga resmi seperti MUI dan organisasi serupa di negara lain," kata Nurma.

Dalam aplikasi Halal Local, ditulis nama tempat makan dan alamatnya. Pun dengan nomor sertifikasi halal dari lembaga terkait sekaligus ulasan dari pengguna lain.

Untuk inovasi selanjutnya, Nurman Halal Local berencana memasang QR code di setiap pintu restoran. Ketika pengguna memindainya, akan langsung diarahkan ke halaman restoran cabang tersebut. "Ini baru di Indonesia terlebih dulu," kata Nurma.

Dalam wawancara terpisah, Founder Halal Local Muhammad Senoyodha Brennaf menceritakan, Halal Local lahir pada 2016 di Inggris berdasarkan pengalaman Yodha dan Nurma. "Ketika di luar negeri kami sering kali kesulitan mendapatkan informasi tentang makanan halal. Terkadang ada yang tercap halal, padahal sebenarnya tidak." kata Yodha.

Yodha pernah tinggal di Korea Selatan saat menempuh pendidikan sarjana kemudian tinggal di Inggris saat menempuh pascasarjana. Bahasa sering kali menjadi hambatan. Tidak semua orang memahami bahasa negara lain sehingga bisa mengonfirmasi kehalalan satu produk. Maka dari itu, Halal Local menyediakan delapan bahasa dalam aplikasinya termasuk bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Korea, dan Indonesia.

Untuk kebermanfaatan yang lebih besar, Halal Local memiliki sejumlah rencana dan misi. Salah satu yang terbesar dan terbaru adalah berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo 2020.

Halal Local berkeinginan untuk menjadi mitra penyedia layanan informasi halal bagi partisipan dalam ajang internasional tersebut. Yodha dan rekan-rekannya telah beberapa kali melakukan observasi dan pertemuan dengan pihak-pihak berwenang di Jepang.

Halal Local berharap dapat membantu para atlet, ofisial, suporter, ataupun pelancong Muslim untuk memperoleh akomodasi dengan mudah. Aplikasi ini diharapkan bisa jadi refensi untuk mencari produk, penginapan, dan kebutuhan lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

"Doakan kami bisa dan mampu," kata Yodha.

 

Sumber Republika Cetak


--> -->