Faida: Pertumbuhan Ekonomi Jember Lebih Baik dari Rata-rata Jawa Timur

August 07, 2019

dr. Hj. Faida di IDF 2019.

Jember, Memo Bupati Jember, dr. Hj. Faida, MMR. menjelaskan adanya transformasi ekonomi di Kabupaten Jember sebagai bagian penyesuaian terhadap perubahan dunia. Hal ini disampaikan Bupati dalam forum Indonesia Development Forum 2019 di Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta, Selasa (23/7/2019) lalu.

Dalam kesempatan itu, Bupati menjelaskan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jember ditopang oleh pertanian, sebesar 31 persen. Meski PDRB ditopang oleh pertanian, Jember ternyata lebih dikenal sebagai kota karnaval dunia. Ini menunjukkan transformasi yang sedang berjalan. "Kalau Jember hidupnya dari pertanian, tapi terkenal sebagai kota karnaval, ini adalah satu transformasi yang sebenarnya sudah berjalan bertahun-tahun lalu," terang Bupati.

Hasilnya, Jember diundang oleh kota atau provinsi lain untuk menjadi kurator karnaval dan fesyen daripada diundang sebagai kurator pertanian.

Jember dengan jumlah penduduk mencapai 2,6 juta memiliki lebih 700 pondok pesantren dan 21 perguruan tinggi. Di bidang pendidikan ini, Jember terkenal dengan jurusan pertanian. Jember yang terkenal sebagai kota karnaval dan kota pendidikan namun PDRB-nya ditopang oleh hasil pertanian. "Ini adalah gambaran Jember," terangnya.

Menurut Bupati, pertumbuhan ekonomi Jember lebih baik dari rata-rata Jawa Timur. Bahkan pernah sangat tinggi. Namun ada sebuah perubahan pertumbuhan yang kini terjadi. Perubahan itu dilihat dari peranan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang menjadi 29 persen dari sebelumnya 31 persen.

Di bidang pertanian,visi besar yang harus dijalankan adalah mengubah petani penghasilgabah menjadi petani pengusaha beras.

Untuk menunjang ini dibuat peraturan bagi pertokoan retail modern agar menjual 30 persen produk lokal Jember.

Langkah lain yang telah diambil Pemerintah Kabupaten Jember yakni melakukan revitalisasi terhadap 30 pasar tradisional untuk menjadi pusat perdagangan daerah. Produk olahan hasil pertanian yang dikemas menarik juga bagian dari transformasi yang sedang dijalankan di bidang pertanian.

Pertanian tidak hanya tentang hasil produksi maupun olahannya.Transformasi yang telah dijalankan yakni membuat wilayah pertanian sebagai destinasiwisata. 'Transformasi itu baru bisa terjadi apabila kita lengkap dari sisi strategi tigal hal. Satu regulasi, dua manajerial, dan yang ketiga edukasi. Kalau kita mengambil salah satu sisi lebih menonjol dari sisi yang lain, maka transformasi itu tidak akan bisa berjalan dengan baik," pungkasnya. (hms/yud/ mzm)

 

Sumber Memo Cetak  26 Juli


--> -->