IDF 2019: Mengedepankan Ekonomi Digital Melalui IDEA Space

July 22, 2019

Feti Karfiati Memed, Director of Medical and Nursing Services, Cicendo Eye Hospital yang menciptakan si Galih.

Ada yang berbeda dari pelaksanaan Indonesia Development Forum (IDF) 2019. Tahun ini, IDF 2019 menggelar sesi IDEA (Inclusive Digital Economy Accelerator) Space untuk kali pertama. Sesi ini menjadi wadah interaksi para penggiat dan pelaku perusahaan rintisan (startup), pemodal dan asosiasi.

 

Sesi khusus ini menghadirkan 75 perusahaan rintisan atau startup skala kecil dan menengah yang akan memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan belajar dari 15 startup besar yang sudah mapan posisinya di industri 4.0. Selain itu, hadir pula 61 pemodal ventura yang akan menggunakan kesempatan ini untuk mencari bibit-bibit baru usaha startup dari seluruh wilayah di Indonesia untuk dikembangkan.

 

Tidak ketinggalan, lima asosiasi startup juga turut berinteraksi dengan para penggagas dan pemula pada forum tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan bekerja sama dengan Pemerintah Australia melalui Knowledge Sector Initiative ini.

 

“IDEA Space ini juga merupakan tindak lanjut dari arah pembangunan ekonomi digital yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang bulan lalu. Pengembangan dan pemantapan ekonomi digital sejalan dengan ide besar yang diketengahkan IDF 2019, bahwa kedepannya menjadi penting bagi kita untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap berkompetisi di era industri 4.0, serta menciptakan iklim investasi yang dapat menjadi ekosistem yang baik bagi pertumbuhan ekonomi digital,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, di sela-sela kunjungannya ke IDEA Space pada pembukaan IDF 2019.

 

IDEA Space terselenggara atas kerjasama IDF 2019 dan Indonesia Forum yang juga diketuai oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro. Indonesia Forum merupakan institusi independen yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan bagi bangsa berisikan pentahelix stakeholder yakni akademisi, pengusaha, birokrat, pemerintah daerah, dan korporasi.

“Kami yakin IDEA Space di IDF 2019 sejalan dengan fokus utama Indonesia Forum ke depan, yaitu Sustainable Development Goals (SDGs), Industri 4.0., dan entrepreneurship. Bahkan, Wakil Ketua kami, Achmad Zaky yang juga pendiri dan CEO Bukalapak, turun tangan untuk berbagi pengalamannya dalam IDEA Space ini,” ungkap Sekretariat Jenderal (Sekjen) Indonesia Forum, Danang Rizki Ginanjar

Lalu, apa saja startup dan inovasi yang muncul dalam IDF 2019? Ada Feti Karfiati Memed, Director of Medical and Nursing Services, Cicendo Eye Hospital yang menciptakan si Galih.

 

“Menciptakan aplikasi Si Galih sebagai dasar untuk membuat data pasien di posbindu (pos binaan terpadu), puskesmas, rumah sakit hingga kementerian kesehatan lebih cepat, efektif, dan efisien untuk penanganan pasien yang lebih maksimal. Semangat kami adalah bagaimana membuat angka kebutaan di Indonesia menurun,” katanya dalam paparan yang disampaikan salah satu sesi Ideas and Innovations Marketplace.

Ada juga Sapnah Rahmawati dari IPC Corporate University yang menampilkan inovasi GONDESO, Digitalisasi Pesona Jelajah Desa Wisata Indonesia.

“Untuk kerjasamanya, kita akan bekerjasama dengan dinas pariwisata. Jogja mempunyai case paling banyak, khususnya di Sleman, “ tuturnya. 


Yang dirangkul adalah desa mandiri dan juga desa berkembang agar bisa meningkatkan produktivitas.

“Ibu-ibu rumah tangga akhirnya mendapat pekerjaan seperti catering, membatik seperti itu. Untuk proses pengembangannya, kami sedang mengadakan funding dan kami juga bekerja sama dengan kumpulan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Untuk mekanismenya sendiri akan ada ruangan khusus untuk Mpok Darwis yang akan ada bagian dengan dinas pariwisata. Kemudian akan dihubungkan dengan daftar desa apa saja yang bisa dipasarkan dan sebagainya,” jelasnya.

 

Inovasi dan gagasan juga muncul Petra Karetji, Founder, Plakarika Creative Hub dengan pemaparan bertajuk “Melalui Plakarika ingin menciptakan ruang kreatif bagi komunitas lokal agar mendorong interaksi inovatif, berangkat dari kekuatan alam dan budaya Jailolo bermotto, "Meski kita pernah jatuh, mari bangkit bersama," kata Petra Karetji. 

Masih banyak ide dan inovasi yang ditampilkan sepanjang penyelenggaraan hari pertama IDF 2019, 22 Juli di Jakarta Convention Centre.

Kehadiran IDEA Space semakin mengukuhkan keberadaan IDF sebagai forum pembangunan berbasis bukti dan wawasan bertaraf internasional dan satu-satunya di Indonesia. Nilai unik yang diberikan oleh IDF tidak hanya pada topik pembicaraan yang komprehensif serta ratusan pembicara dari berbagai sektor; IDF juga menghadirkan metode pengumpulan ide dan gagasan yang diejawantahkan melalui pendekatan 4i (Inspire, Imagine, Innovate, Initiate).

 

IDF setiap tahun juga menggelar Pasar Ide dan Inovasi (Marketplace) yang menjadi wadah interaksi peserta dalam mengembangkan ide dan inovasi sosial. Tahun ini, sesi Marketplace menjadi lebih istimewa dengan dihadirkannya ruang seni dan budaya sebagai bagian dari ide pengembangan ekonomi kreatif.

Dengan menghadirkan pembicara-pembicara yang dapat memberikan contoh dan praktik baik tentang kegiatan seni dan budaya yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, diharapkan sinergi ekonomi kreatif dan ekonomi digital dapat berjalan dengan baik untuk tercapainya pembangunan yang inklusif. 


--> -->