Pembicara Terpilih IDF 2019 Sub-Tema 7: Bicara Panen Kopi hingga Aplikasi Disabilitas untuk Dongkrak Ekonomi Lokal

July 19, 2019

Panen Kopi (foto Antara)

Lima pembicara terpilih dari 50 proposal yang masuk untuk Call for Submission (CfS) Sub-tema 7 Indonesia Development Forum (IDF) 2019,  Mengembangkan Talenta dan Pasar Lokal, akan menghadirkan beragam paparan tentang ekonomi lokal. Tema besar IDF 2019 adalah Mission Possible: Memanfaatkan Peluang Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif.

Lima pembicara terpilih ini adalah Amri Ilmma dari platform ENVERITAS, Pius Suratman Kartasasmita dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Mochamad Nur Ramadhani penyandang disabilitas Dokter Gigi di CV. Wijaya Medika, Yulisyah Putri Daulay mahasiswa master of Project Management Monash University, dan Fathan Nurul Abdillah, Co-Founder Pralapa.

Pembicara Amri Ilmma akan memaparkan penelitiannya yang berjudul Promoting Inclusive Growth by Improving the Productivity and Sustainability of Smallholder Coffee Farmers in Sumatra”. Ilma meneliti hasil panen kopi para petani kecil di Sumatera. Penelitian ini menggunakan data dari The Enveritas Coffee Survey (ECS) dari 2017 hingga 2018. Data ini mengumpulkan informasi tentang aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi dari pertanian kopi.

Dalam penelitiannya, Ilma menggarisbawahi perlu ada peningkatan produktivitas pertanian petani kecil karena berdampak signifikan terhadap mata pencaharian mereka. Ia melihat pertanian kopi berpotensi menjadi usaha yang menggiurkan dan mampu mengembangkan kesempatan kerja yang dinamis di pedesaan.

Pembicara berikutnya untuk sub-tema 7 adalah, Pius Suratman Kartasasmita dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) akan menampilkan paparan yang berjudul Asset Based Community Development Desa Cangkorah”. Desa Cangkorah, Kabupaten Bandung Barat adalah salah satu desa yang dialiri Sungai Citarum dan memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Misalnya danau untuk objek wisata dan eceng gondok yang berpotensi menjadi bahan baku kerajinan tangan, biogas, dan pakan hewan. Sayangnya, masyarakat masih belum memandang ekosistem sungai sebagai potensi. Soal kebersihan sungai juga masih menjadi masalah.

Lewat pendekatan asset based community development yaitu pengembangan ekonomi masyarakat berbasis aset di wilayah setempat, Desa Cangkorah bisa diberdayakan. Misalnya pengembangan dengan memperhitungkan aspek yang terlihat, seperti  lingkungan. Bisa juga melibatkan aspek yang tidak terlihat seperti pola interaksi masyarakat dan keterikatan dalam masyarakat itu sendiri.

Dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan, diharapkan Sungai Citarum dapat kembali bersih dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sekitar Citarum. Program asset based community development diharapkan bisa mengembangkan potensi ekonomi mereka tanpa melupakan aspek keberlanjutan.

Sementara itu, Fathan Nurul Abdillah akan tampil dengan paparan berjudul “Jaga Jong: Platform Dari dan Bagi Pemuda Desa”. Desa sesungguhnya menyimpan banyak sistem hidup unik sesuai kondisi alam masing-masing desa. Ragam kuliner, sistem dan jenis hasil tani, serta ragam pekerjaan dan hasil kerajinan tangan yang muncul pada tiap desa merupakan respon peleburan antara kondisi alam dan kondisi kultural sekelompok masyarakat.

“Penjagaan dan inovasi oleh pemuda desa terhadap aspek-aspek ini dapat mengembalikan nilai desa sebagai tempat hidup yang mampu bersaing dengan kota dalam ketidakseragamannya,” tulis Fathan.

Jaga Jong adalah platform terbuka untuk mengembangkan potensi desa dengan mengadopsi konsep ekosistem laboratorium budaya yang digerakkan oleh pemuda desa. Dalam tahap awal, Jaga Jong akan bekerja sama dengan tenaga ahli kuliner untuk melakukan pelatihan bagi pemuda desa untuk mengenal resep-resep lokal dari bahan pangan setempat.

Tahap selanjutnya, pemuda desa yang sudah tergabung dengan Jaga Jong dapat mempromosikan potensi desanya dengan melakukan kegiatan open trip. Melalui Jaga Jong, diharapkan membuat pemuda desa menemukan alternatif lain untuk kerja layak selain bermigrasi ke kota.

Sedangkan, pembicara Yulisyah Putri Daulay akan bicara di IDF 2019 dengan paparan berjudul E-Training: A Solution for Improving Local Talents and Local SMEs to be More Competitive Globally”. Putri mengusulan inovasi e-Training, sebuah aplikasi perangkat lunak untuk berbagi pengetahuan secara terus menerus menggunakan Internet dan teknologi web yang bisa digunakan untuk memberdayakan UKM.

E-Training bisa memangkas biaya training dan bersifat fleksibel. E-Training bersifat interaktif dan akan memiliki fitur tambahan seperti forum diskusi, sistem pendampingan, sistem umpan balik dan saran, dan penulisan artikel yang bertujuan untuk mempromosikan berbagi pengetahuan di antara UKM dan mentor.

“E-Training akan bertindak sebagai gerakan nasional untuk menyediakan akses ke pendidikan bisnis yang komprehensif dan standar di seluruh Indonesia,” katanya.

E-Training terdiri dari beberapa modul dan setiap modul terdiri dari beberapa pelajaran. Misalnya, modul pemasaran berisi pemasaran konten dan pemasaran offline.

Pembicara terakhir, Mochamad Nur Ramadhani akan tampil lewat paparan bertajuk “Aplikasi Difabel-Leader sebagai Akselerator Targetan SDGs di Era 4.0”. Aplikasi Difabel-leader ditawarkan Ramadhani untuk memberikan layanan opsi karir melalui peluang kerja, wirausaha, beasiswa, pendidikan tinggi, dan atlet sesuai minat, bakat, latar belakang pendidikan, serta tempat tinggal.

“Saya memiliki tim yang fokus dalam bidang desain, dan teknis aplikasi agar berjalan dengan kreatif,” tulisnya.

Para difabel-leader dapat menceritakan permasalahan hidup yang dihadapi sehari-hari untuk diberi masukan motivasi agar tidak mudah menyerah. Menurut Ramadhani, sudah banyak penyandang disabilitas yang antusias dengan startup ini.

“Bagaimana tidak, dalam ide baru ini setiap difabel diberikan kesempatan yang sama untuk menentukan nasib dan peluangnya,” lanjutnya.

Anda juga bisa turut mengeksplorasi inovasi-inovasi untuk mengembangkan ekonomi pedesaan, sumber daya dan kearifan lokal. Sampaikan gagasan Anda di IDF 2019 Mission Possible: Memanfaatkan Peluang Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif!


--> -->