Preview Special Session IDF 2019 Google Indonesia: Menyiapkan Keterampilan Masa Depan untuk Hadapi Industri 4.0

July 11, 2019

Foto: Bisnis.com

Kemajuan teknologi dan inovasi, termasuk berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI), menghendaki keterampilan baru untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada masa depan. Google Indonesia akan mengupas soal keterampilan masa depan yang dibutuhkan untuk dunia kerja di ajang Indonesia Development Forum (IDF) 2019. IDF 2019 berlangsung pada 22-23 Juli di Balai Sidang Jakarta Convention Center.

 

Pada Special Session Imagine perhelatan IDF 2019  ini, Google Indonesia akan menyajikan diskusi berjudul “Skills of the future: Accelerating Indonesia’s human capital transformation in the age of new industrial revolution”. Dalam diskusi ini, akan hadir pembicara Eduardo Pedrosa selaku Sekretaris Jenderal Pacific Economic Cooperation Council (PECC), Yanuar Nugroho, Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Sosial, dan Mirna Adriani, Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.

 

Industri 4.0 adalah era tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur, termasuk sistem cyber-physical, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif. Semua bergerak cepat dalam era ini, sehingga mereka yang menjadi aktor atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus mampu mengimbangi pergerakan dengan modal memiliki keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan. Beberapa penelitian telah mengonfirmasi jenis keterampilan yang penting untuk pekerjaan di masa depan, antara lain kemampuan berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah.

 

Namun, Indonesia masih menghadapi banyak tantangan dalam memenuhi permintaan keterampilan baru, mempersiapkan pasar tenaga kerja untuk menyerap keterampilan baru, dan menciptakan peluang inklusif dalam angkatan kerja. Dalam Sesi Khusus Imagine bersama Google, pembuat kebijakan dan aktor pembangunan diharapkan akan berkumpul untuk bertukar pikiran tentang prinsip-prinsip dasar dan tindakan yang tepat untuk mempersiapkan orang Indonesia mencapai tonggak sejarah pengembangan sumber daya manusia berikutnya di era Industri 4.0.

 

“Google ingin mendorong semua pemangku kepentingan yang relevan untuk bertukar pikiran yang dapat ditindaklanjuti,” tulis Google Indonesia.

 

Joseph Aoun, Presiden Universitas Northeastern, Amerika Serikat, penulis buku Robot-Proof: Higher Education in the Age of Artificial Intelligence, seperti dikutip dari BBC mengatakan pendidikan perlu berubah secara dramatis jika pekerja ingin beradaptasi dengan zaman baru ini. Solusi yang ia sebut humanics, terdiri dari tiga kemampuan. Pertama, kemampuan teknis: memahami bagaimana mesin berfungsi dan bagaimana berinteraksi dengannya. Beberapa karyawan tidak akan mampu bertahan lama, tetapi yang lain mungkin akan sanggup bekerja dengan mesin, dan mungkin akan jauh lebih produktif. Pekerja yang paham bahasa pemrograman dan prinsip-prinsip IT akan mampu berkembang di dunia baru ini.

Kedua, disiplin data yang meliputi navigasi informasi yang dihasilkan oleh mesin. Pekerja harus memiliki literasi data untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi yang akan menentukan segala hal, dari mulai keputusan bisnis hingga pembelian saham. Ketiga, disiplin manusia yaitu melakukan apa yang tidak dapat ditiru oleh mesin.

Aoun mengatakan kemampuan ini termasuk kreativitas, kecerdasan berbudaya, empati, dan kemampuan untuk mengambil informasi dari satu hal dan menerapkannya pada hal yang lain. Dalam pendidikan, hal ini dapat diterapkan dengan pengurangan jam belajar di kelas dan penambahan kegiatan yang bisa memperkaya pengalaman.

Diskusi Sesi Khusus bersama Google Indonesia yang akan dikemas dalam format Fishbowl discussion, akan mengulas seputar identifikasi kesenjangan keterampilan di Indonesia untuk menghadapi kebutuhan pekerjaan masa depan dan langkah mengubah lingkungan pendidikan untuk memenuhi tuntutan keterampilan baru. Selain itu ada bahasan bagaimana mempersiapkan pasar tenaga kerja untuk menyerap keterampilan baru sekaligus upaya penciptaan peluang kerja yang inklusif, termasuk perempuan, penyandang disabilitas, kelompok usia tua, dan lain-lain.

“Di akhir sesi, kami berharap ada kemajuan, ide-ide, rencana yang dapat dikembangkan lebih lanjut di forum mendatang seperti: Forum Kebijakan Ketenagakerjaan (FKK) pada Agustus 2019, Dialog Global CSIS-PECC pada September 2019, dan acara Centre for Strategic and International Studies (CSIS) – Association of Pacific Rim Universities (APRU) pada Desember 2019,” lanjut Google.

 

Nantikan diskusi seru bersama Google, di Indonesia Development Forum 2019 untuk mengulas tema utama “Mission Possible:  Memanfaatkan Peluang Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif”!  

 


--> -->