Meet the Leader Amanda Farliany (YouTuber Tuli): Mengajak Berbahasa Isyarat Agar Tak Ada Sekat Komunikasi

July 05, 2019

Amanda Farliany di acara Road to IDF 2019 bertajuk “Room E: The Future is Us: Perempuan Juga Punya Peluang”.

“Halo teman-teman apa kabar? Kali ini kami akan cerita tentang bagaimana kami yang tuli bisa menyetir mobil,” begitulah kira-kira Amanda Farliany menyapa para pengikunya di YouTube dalam vlog berjudul, “Kami Tuli tapi Bisa Menyetir Mobil Lho”.

Manda sapaan Amanda Farliany adalah YouTuber tuli dengan pengikut 41 ribu akun. Lewat akun YouTube-nya, ia membagi tips berkomunikasi dengan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo). Ibu tiga anak ini ingin tidak ada lagi sekat komunikasi, antara penyandang tuli dan teman dengar. 

“Lewat YouTube saya ingin memperkenalkan dunia tuli pada orang banyak,” katanya lagi.

Melalui YouTube juga, Manda ingin membantu sesama penyandang tuli mengenai cara membangun komunikasi di rumah dan dengan orang dengar. Ia menceritakan pengalamannya bersama suaminya, Tonanda Putra atau Tonan, yang juga tuli, berinterakasi dengan ketiga anaknya yang mendengar. Manda berbagi cerita tentang perjuangan bersama pasangan untuk membesarkan anak-anak. Baginya tak ada kegiatan yang tak bisa dilakukan penyandang tuli.

“Sama seperti orang-orang dengar, orang tuli bisa memasak, menyetir, bekerja, dan lain-lain. Saya ingin membuat teman-teman membuka mata tentang orang tuli, bahwa orang tuli bukan orang yang patut dikasihani. Karena orang tuli juga bisa melakukan banyak hal,” tegasnya.

Dengan demikian kata Manda, orang dengar bisa mengubah sikap dan bisa memberi kepercayaan dan kesempatan yang setara untuk tuli. Misalnya, dalam hal kesempatan kerja. Langkah Amanda sebagai YouTuber bermula dari kesukaannya menonton konten-konten di platform tersebut.

“Tapi, yang saya tonton tidak ada teksnya. Jadi saya pengin bikin sendiri. Saya ingin berkarya di YouTube. Saya ingin buktikan saya bisa buat konten di YouTube. Kebetulan saya lihat belum ada konten tentang tuli,” katanya.

Pada masa kecilnya, di SD ia kerap dirisak, apalagi ketika bersekolah di sekolah umum. Manda mengatakan ia kerap kali hanya bengong saat melihat teman-temannya tertawa dan menunjukkan sikap mengejek di depannya.

Ia tidak tahu dan mengerti apa yang sedang mereka ucapkan kepadanya. Manda hanya menangis dan pasrah. Kondisinya saat itu menyebabkan Manda menjadi tertutup.

“Meski masih ada teman-teman menghibur saya, setiap kali saya menghadapi masa-masa sulit,” katanya.

Dukungan itu membuatnya kembali bersemangat.

 

Mengembangkan Karir Penyandang Disabilitas di Industri Hiburan

Sebelum menjadi seorang YouTuber, Amanda adalah seorang model. Tak mudah baginya mencapai profesi model.

“Di buku tahunan SMP, saya menulis cita-cita ingin jadi model. Saya diejek tidak mungkin jadi model, ‘Ngomong saja tidak jelas’,” cerita Manda. 

Cita-cita menjadi model kala itu bermula dari keinginan Manda untuk mengikuti jejak tantenya yang seorang artis. Ia kerap ikut tantenya, sampai kemudian bisa menjadi model kalender. Tapi, lagi-lagi jalannya tak mulus. Amanda pernah tiga kali ditolak majalah lantaran kondisi pendengarannya. Sampai satu ketika, Majalah Aneka Yess menerimanya. Ia mengikuti kompetisi model di majalah itu dan terpilih jadi finalis.

“Dari 14 ribu orang yang mendaftar, terpilih 40 orang. Saya tidak menyangka bisa masuk. Ternyata ini nyata, termasuk untuk seorang tuli,” cerita Manda dalam acara Road to IDF 2019 bertajuk “Room E: The Future is Us: Perempuan Juga Punya Peluang” di Jakarta pada 22 Juni 2019.

“E” yang dimaksud dalam “Room E” bermakna “Elevate, Equip, Evolve, Empower,” sebagaimana telah dilalui Amanda dalam perjuangan meraih cita-citanya menjadi YouTuber dan model. Room E bertujuan untuk menciptakan acara yang kohesif dan seru untuk mendukung perempuan muda meningkatkan skill dan saling mendukung. Acara ini menghadirkan perempuan inspirasional yang memiliki karir yang unik dengan menunjukkan potensi peluang kerja di luar jalur tradisional menuju kepemimpinan dan pemberdayaan.

Di masa karantina Model Aneka Yess, ia merasa terkucil. Tidak ada yang membantunya untuk mengetahui apa yang disampaikan para instruktur, seperti kostum apa yang harus dipakai, kumpul pukul berapa, dan lain-lain.

“Sampai akhirnya ada empat model yang membantu saya, salah satunya Luna Maya,” tuturnya.

Pada ajang itu Amanda mendapat penghargaan khusus. Setelah pemilihan Model Aneka Yess, Manda kerap dipanggil untuk menjadi model majalah dan iklan. Ia juga pernah menjadi model dalam video klip Band Letto. Puncak karirnya di dunia keartisan diraih saat ia membintangi sebuah film di Malaysia.

“Di film itu, saya untuk pertama kalinya menunjukkan bahasa isyarat. Pertama kali saya mempromosikannya,” lanjutnya.

Sejak saat itu, Amanda tak lagi malu mengakui sebagai tuli ke khalayak luas dan menggunakan bahasa isyarat. Kini, Amanda terus berupaya mengembangkan berbahasa isyarat ke publik luas melalui konten YouTube. Ia ingin makin banyak orang tuli maupun orang dengar yang bisa saling berinteraksi dengan bahasa isyarat.

“Tak ada yang tak mungkin,” katanya.

Manda juga sudah membuktikan pernyataan tidak ada yang tidak mungkin tersebut lewat perjuangannya meraih cita-cita sebagai model dan YouTuber.

“Buat kamu yang punya cita-cita, jangan pernah menyerah untuk mengejar, jangan malu dengan kondisi tuli, semua orang punya kesempatan buat berhasil,” lanjutnya.

Manda mengajak Anda menjadi bagian dari IDF 2019 “Mission Possible: Memanfaatkan Peluang Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif”. “Karena semua punya peluang,” tutupnya.

 

 


--> -->