Preview Road to IDF DEVI Speed Date: Membuka Lebar Akses Kerja untuk Penyandang Disabilitas

June 19, 2019

DEVI Speed Date: Promoting Inclusive Employment Opportunities .

Penyandang disabilitas termasuk salah satu kelompok yang rentan terhadap kemiskinan. Kemiskinan mereka terkait dengan keterbatasan akses pekerjaan dan pengembangan keterampilan. Padahal berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus 2015, jumlah penyandang disabilitas mencapai 8,56 persen dari total keseluruhan penduduk. Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas 2017, penduduk usia kerja disabilitas nasional berjumlah 21,9 juta orang. Dari total angka tersebut, yang termasuk angkatan kerja sebanyak 11,2 juta lebih atau 51,18 persen.

Untuk mengulas apa langkah-langkah yang bisa dilakukan bersama dalam membantu penyandang disabilitas mengakses pekerjaan, Saraswati Development Innovation akan berkolaborasi dengan Indonesia Development Forum (IDF) menggelar DEVI Speed Date: Promoting Inclusive Employment Opportunities akan diadakan pada 25 Juni 2019 pukul 08.00 - 13.00 WIB di Jakarta.

 

Diskusi ini akan menghubungkan hingga 60 peserta dari setidaknya 30 organisasi dan perusahaan termasuk termasuk organisasi penyandang disabilitas (Disabled People’s Organizations/DPO), perusahaan swasta, perusahaan sosial, dan lainnya. Acara akan menampilkan pembicara dari Kerjabilitas, Bank Mandiri, Kementerian Perhubungan, dan Christoffel Blindenmission (CBM).

 

Road to IDF kali ini bertujuan, meningkatkan kesadaran pentingnya merekrut kelompok muda penyandang disabilitas, menyoroti inisiatif perusahaan yang telah mempromosikan lapangan kerja untuk mereka. Selain itu yang paling penting, menyediakan forum untuk saling bertukar informasi dan berkolaborasi untuk mempromosikan peluang kerja yang inklusif. 

 
Acara ini menggunakan konsep “Speed Date”, ajang “perjodohan” antara para penyandang disabilitas dan perusahaan. Dalam speed dating ini, penyandang disabilitas dapat melakukan pitching singkat kepada perusahaan perekrut pekerja dengan disabilitas. Di sisi lain perusahaan akan mudah menemukan pekerja dengan disabilitas yang berkompeten dan memliki keahlian sesuai kebutuhan perusahaan. 

Hadir dalam diskusi ini Kerjabilitas, sebuah platform yang membantu kaum penyandang disabilitas memperoleh pekerjaan yang layak. Aplikasi Kerjabilitas menyalurkan penyandang disabilitas yang punya keterampilan untuk bekerja di berbagai perusahaan.

Sejak berdiri pada 2014, Kerjabilitas telah menerima 9.000 pelamar. Mereka telah bekerja baik di perusahaan swasta, BUMN, hingga UMKM. Sekitar 250 penyandang disabilitas sudah mendapat pekerjaan setelah mengunggah surat lamaran kerja dan curriculum vitae mereka melalui Kerjabilitas. Setelah mendaftar, perusahaan pencari kerja akan melakukan wawancara secara langsung, apakah mereka diterima atau tidak. Kerjabilitas tidak memungut biaya apa pun dari pelamar kerja. Tidak ada batasan tingkat pendidikan penyandang disabilitas pencari kerja.

Ada 1.500 perusahaan dari berbagai bidang usaha yang terdaftar sebagai rekan Kerjabilitas.

"Pemberi kerja pada Kerjabilitas terbagi dua, yaitu berdasarkan bidang usaha dan skala usaha,"  kata CEO Kerjabillitas Rubby Emir seperti dilaporkan Tempo pada Oktober 2018.

Jenis perusahaan terbanyak yang bermitra dengan Kerjabilitas adalah  perbankan, ritel, perhotelan, dan manajemen menengah.

Dari penerima kerja, Bank Mandiri adalah salah satu perusahaan yang turut mempromosikan peluang kerja inklusif bagi penyandang disabilitas sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Undang-undang tersebut menyatakan BUMN wajib memperkerjakan setidaknya 2 persen penyandang disabilitas.

Dalam kesempatan Road to IDF 2019 ini, Bank Mandiri akan berbagi cerita tentang upaya mereka dalam mempromosikan peluang kerja inklusif tersebut. Sejak 2016, Bank Mandiri lebih aktif merekrut penyandang disabilitas untuk bekerja dalam sejumlah bidang. Salah satu pos paling banyak diisi penyandang disabilitas adalah call centre.

Bank Mandiri menegaskan para penyandang disabilitas pada dasarnya memiliki kemampuan yang sama dengan pegawai lain. Sanjay N. Bharwani, Senior Executive Vice President Human Capital seperti dikutip dari Kontan pada Desember 2016, menyebut manajemen memandu untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki melalui program-program yang juga diberikan untuk pegawai non-disabilitas, sehingga para penyandang disabilitas dapat mengembangkan kemampuannya secara berkelanjutan.

Kehadiran  Pemerintah, selain telah menentapkan dalam UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, sangat penting bagi keberlanjutan pekerja penyandang disabilitas. Dari Kementerian Perhubungan misalnya, perlu mendorong dan memastikan ketersedian transportasi ramah disabilitas yang bisa mempermudah mereka menuju tempat kerja.

Diskusi yang mengulas upaya untuk meningkatkan akses kelompok muda penyandang disabilitas ini selaras dengan tema IDF 2019, Mission Possible:  Memanfaatkan Peluang Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif.


--> -->