Geliat Wirausaha Muda Makassar: dari Cookies Keladi ‘Beracun’ hingga Tenun

May 23, 2019

Pendiri Paccoo.com M. Zulrikri Al-Qowy bersama para petani Paccoo memamerkan bibit keladi

Paccoo adalah keladi lokal di Sulawesi Selatan, yang tumbuh liar, bahkan dianggap hama.  Rasanya lebih gatal ketimbang keladi Jawa.  Namun, M. Zulrikri Al-Qowy, pemuda berusia 23 tahun, justru penasaran terhadap tanaman yang banyak di kampung halamannya, Malakaji di Kabupaten Gowa ini.  Saking gatalnya, masyarakat setempat menyebutnya ‘beracun’.

“Kalau ini dibudidayakan dari yang tidak bernilai menjadi bernilai, bagaimana, ya?” Qowi menceritakan kembali rasa ingin tahunya kala itu.

Qowi yang juga hidup dari keluarga petani, mendapati petani setempat berpenghasilan rendah.

“Mereka panen singkong itu Rp250 per kilo, jagung Rp1.600 per kg. Kasihan banget, padahal jagung dengan bibit impor yang harus dibeli, kemudian pestisida,” keluh Qowi.

Sementara budidaya keladi tak membutuhkan semua itu. 

Ringkas cerita, dengan bermodalkan uang asuransi pendidikannya, Qowi mengajak temannya Muhamad Ismail bereksperimen mengolah pacoo, si keladi gatal.  

“Kita bawa ke lab, kita periksa bareng di UNHAS selama tiga sampai empat bulan, bagaimana sih menghilangkan gatal ini,” katanya.

Tim Qowi menemukan rahasianya, paccoo harus disimpan lebih dahulu minimal dua pekan, sebelum diolah. Semakin lama disimpan semakin baik.

“Kita punya storage khusus untuk itu, berupa rumah panggung tradisional.”

Awalnya keladi hanya dibuat kripik, dijual lewat paccoo.com dan ditawarkan ke restoran atau warung. Namun Qowi menyadari, penganan keripik sudah terlalu banyak di pasaran. Memutar akal lagi, lalu Qowi menemukan fakta, Sulawesi Selatan belum punya penganan khas yang bisa jadi oleh-oleh wisatawan.

Hasil eksperiman lanjutan ini, menghasilkan cookies yang lantas dikemas sebagai oleh-oleh khas. Tak cuma itu, Qowi memperhatikan nilai gizinya.

“Kami gluten free, tidak pakai gula putih, kami pakai gula aren,” klaim Qowi.

Diversifikasi produk dengan paccoo terus dilakukan oleh paccoo.com, mulai dari onde-onde hingga bakso.

Cookies Paccoo beromset Rp60-80 juta per bulan dengan harga jual sekitar Rp.50 ribu per bungkus. Angka tersebut tidak termasuk produk lain. Pasarnya dikembangkan tidak hanya dijual online, tapi masuk ke pusat oleh-oleh dan bekerjasama dengan sejumlah pihak.

“Kita bisa customize, misalnya kita pasang logo, untuk sebuah acara atau nama instansi tertentu di kemasan,” tambah Qowi.

Pacoo menggandeng para petani. Ada delapan petani yang menggarap ladang paccoo.com, dan 15 petani mitra yang menggarap ladang sendiri. Paccoo membeli hasil panen keladi di atas harga jagung, sekitar Rp5.000 per kg. Produk-produk paccoo diolah di Makassar oleh anak-anak putus sekolah dan ibu-ibu dari kelompok miskin. Saat ini, Paccoo mulai mengembangkan pengolahan produk lokal lainnya, seperti kopi dan beras merah.

Memberdayakan Petani hingga Penyandang Disabilitas

Masih berkaitan dengan petani, pemuda Makassar lain bernama Yafshil Adipura atau Acil pada 2016 membangun usaha Panenmart.

"Start up ini bergerak pada bidang sosial dan lingkungan. Lewat Panenmart.com ini, dapat membantu para petani menjual hasil pertaniannya," kata Acil.

Acil berniat memangkas rantai distribusi yang membuat harga jual poduk petani ditekan tengkulak.

Saat ini ada 15 petani yang aktif menjual produknya di Panenmart. Selain mereka, ada dua ratusan petani lain yang sesekali mulai mencoba berjualan.

“Omset sekitar Rp 100 juta per bulan, dan kami ada sekitar 1000 pelanggan, di luar pelanggan hotel dan restoran,” lanjut Achil. 

Setidaknya ada empat hotel dan restoran yang kini digandeng Panenmart untuk membeli hasil panen petani secara langsung. Produk yang paling banyak diminati adalah sawi, kentang, wortel, bawang merah, kol.

Platform Panenmart baru tersedia untuk Android. Para pembeli tinggal memesan melalui aplikasi dengan dua macam pilihan pengiriman.

“Yang pertama dikirim dalam dua jam, atau untuk dikirim keesokan harinya,” terang Acil. 

Ke depan, Panenmart akan mengembangkan aplikasi untuk para petani bisa mendapatkan akses pendanaan dan info pertanian lainnya. Sedangkan untuk perluasan pasar, setelah merambah Makassar, Panenmart menyasar daerah lain di Sulawesi Selatan, dan berikutnya menyebar di Indonesia Timur.

Pebisnis muda lain yang menaruh perhatian pada potensi produk lokal adalah Pratiwi Hamdhana. Perempuan 27 tahun ini mengembangkan wirausaha sosial produk kerajinan tangan hasil karya dari kelompok penyandang disabilitas dan kaum marjinal dari Indonesia Timur dengan mengusung label niaga Tenoon.  Tiwi mengatakan saat ini ada lima penyandang disabilitas daksa dan tuli yang memproduksi produk Tenoon, berupa sampul agenda, hiasan dinding, baju dan lain-lain. Hasilnya dipasarkan  ke Jawa, bahkan ke luar negeri.

“Terakhir sampul agenda, kita kirim ke New York, dari pemesan di Jakarta,” kata Tiwi.

Sembari membantu kelompok disabilitas untuk berdaya, Tenoon juga berupaya melestarikan karya tenun Indonesia Timur, terutama Sulawesi. Tenoon menerapkan praktik fair trade untuk para penenun, dengan memberi harga yang dikehendaki penenun sebagai penghargaan terhadap hasil karya mereka. Omset Tenoon rata-rata per bulan mencapai Rp 40 juta.

Tenoon berencana melibatkan lebih banyak penyandang disabilitas dan memberi pelatihan lebih sering.

“Kami akan mengembangkan produk baru aksesoris dengan memanfaatkan potongan-potongan kain yang sudah tidak bisa dipakai untuk produk kita. Kita akan melatih mereka dan kalau kita belum bisa merekrut lebih banyak, mereka akan menjadi vendor kita, jadi mitra,” lanjut Tiwi.  

Kepedulian Tiwi terhadap kelompok disablitas muncul saat dia sekolah di Inggris. Di negara itu penyandang disabilitas sangat di-support oleh pemerintah maupun swasta.

“Lalu saya riset-riset, ternyata di Sulawesi Selatan itu, kampung halaman saya masuk top three provinsi dengan penyandang disabilitas tertinggi” kata Tiwi.

Dari situ, Tiwi bertekad membantu penyandang disabilitas mendapat akses pekerjaan.

Punya ide Mengembangkan Talenta dan Pasar Lokal? Tuliskan komentarmu menanggapi tulisan di laman IDE untuk memenangkan paket hadiah dari Tenoon.id!

 


 

 

 


--> -->