Perlu Digas Terus, Prospek Industri Otomotif Masih Besar

October 15, 2020

JAKARTA - Kasus pandemi Covid-19 di Indonesia mencapai lebih dari 250 ribu kasus per 22 September 2020 dengan penyebaran yang semakin meluas di hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Kehadiran pandemi ini menyebabkan perlambatan ekonomi di sektor riil dan finansial.

Hanya sektor-sektor yang terkait langsung aktivitas penanganan pandemi Covid-19 seperti jasa komunikasi dan utilitas yang mampu tetap tumbuh positif. Sementara, sektor industri lainnya, termasuk otomotif tanpa terkecuali terkena dampak pandemi Covid-19. Konsumsi masyarakat yang turun lebih dari 5% turut menurunkan penjualan mobil yang mencapai nilai terendah selama beberapa tahun terakhir.

Meski demikian, menurut Dirjen Industri Logam, Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazie, Indonesia menjadi pasar terbesar mobil di ASEAN dengan kontribusi sebesar 32% dari total 9 negara yang tergabung di kawasan ini.

Car ratio Indonesia yang masih rendah yaitu 87 mobil per 1.000 penduduk, menandakan industri otomotif berpotensi besar tumbuh ke depannya. "Dari sisi rasio kepemilikan mobil di angka 87. Ini masih bisa digerakkan, makanya prosopek industri otomotif kita masih besar," katanya saat webinar di Jakarta, Rabu (14/10/2020).

Selain itu, penjualan mobil di Indonesia mayoritas masih di harga yang cukup terjangkau, yaitu Rp200-300 juta. Hal ini dipengaruhi oleh GDP per kapita Indonesia yang masih di angka USD4.000.

Maka dari itu, perlu ada regulasi yang cukup kuat untuk mendukung industri otomotif sekaligus pemulihan ekonomi di era pandemi ini. "Penentunya adalah demand. Jadi bagaimana masyarakat bisa menggerakan ekonomi, diperlukan upaya yaitu dengan mengurangi pajak sementara. Yang pajak badan dibiarkan saja, pajak bea masuk dibiarkan. Ini bagian dari kita lakukan upaya recovery," jelas dia.

Taufiek menuturkan upaya-upaya penanggulangan dampak pandemi Covid-19 di sektor industri pengolahan nasional, yang termasuk di dalamnya mencakup sektor industri otomotif nasional, antara lain restrukturisasi kredit perbankan, keringanan pajak, fasilitasi restrukturisasi permesinan dan peralatan, dan bantuan bagi pelaku usaha mikro dan kecil sektor industri otomotif.

Sementara salah satu yang dipertimbangkan saat ini adalah memperluas cakupan insentif fiskal dan memberikan fokus pada sektor industri otomotif. Namun berbagai skema stimulus ini dinilai perlu dievaluasi, terutama dalam hal cakupan intervensi, desain kebijakan, serta rencana implementasi untuk memastikan stimulus yang direncanakan tepat sasaran dan memungkinkan untuk terlaksana.

Sumber: Sindonews.com
Reporter/Penulis: Kunthi Fahmar Sandy


--> -->