IKM Fashion Muslim Hingga Kosmetik Halal Bersolek di Expo 2020 Dubai

January 06, 2022

JAKARTA – Dalam memperkenalkan produk Industri Kecil dan Menengah (IKM) ke kancah internasional, pemerintah mengikuti perhelatan Expo 2020 Dubai. Sebanyak 16 pelaku IKM dari beberapa sektor mendapatkan fasilitas untuk ikut serta dalam pameran tersebut. Para pelaku IKM ini berasal dari sektor fashion dan aksesoris, kosmetik, makanan dan minuman, serta pelaku startup yang menyediakan solusi teknologi bagi IKM. Produk yang ditampilkan sebagian besar memiliki sertifikat halal dan berstandar internasional sehingga diharapkan memperluas pasar ekspor.

“Bahkan, kami optimistis, akan ada investor potensial yang tertarik untuk kerja sama dengan pelaku IKM kita melalui forum bisnis yang telah disiapkan,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dalam keterangan resmi, Senin (1/11). Menurut Reni, salah satu sektor yang cukup prospektif adalah IKM fashion muslim. Indonesia memiliki peluang besar untuk pengembangan industri fashion muslim karena mayoritas penduduknya adalah muslim dan total konsumsi domestik fashion muslim yang mencapai USD 6 miliar.

“Kondisi ini pula yang membuat Indonesia berhasil menjadi negara ketiga terbaik dalam mengembangkan industri fashion muslimnya, setelah Uni Emirat Arab dan Turki,” sebut Reni. Selain itu, IKM berperan besar dalam membangkitkan kembali produktivitas sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT), meskipun di tengah hantaman dampak ekonomi global khususnya pandemi Covid-19. Pada kuartal II-2021, industri TPT masih tumbuh positif sebesar 4,54 persen. Bahkan, total nilai ekspor TPT telah menembus USD6,93 miliar sepanjang Januari-Juli 2021.

“IKM kita telah mampu memproduksi berbagai produk fashion yang inovatif dari beragam bahan baku dan material, warna, teknik pembuatan, hingga desain yang menarik, seperti yang ditampilkan di pameran Expo 2020 Dubai ini,” imbuhnya.

Guna mendorong lebih banyak desainer dan pelaku IKM fashion muslim yang dapat menghasilkan produk berkualitas, Direktorat Jenderal (Ditjen) IKMA Kemenperin telah menyelenggarakan program Modest Fashion Project (MOFP) setiap tahun. MOFP menjadi wadah pengembangan ekosistem desainer fashion muslim agar berdaya saing unggul. “Kami berkolaborasi dengan banyak pakar bisnis fashion untuk membuat program pembinaan yang mendorong para perancang busana muslim agar bisa mengembangkan bisnisnya,” ujar Reni.

Tak hanya sektor fashion muslim, Ditjen IKMA Kemenperin juga terus mendukung pengembangan IKM kosmetik yang berdaya saing global. Dari total 760 industri kosmetik di Indonesia, 95 persen merupakan sektor IKM. Artinya, IKM kosmetik punya peran besar dalam berkontribusi pada perekonomian nasional. “Terdapat beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku IKM untuk mengembangkan sektor kosmetik ini, di antaranya berupa tren kosmetik halal yang terus meningkat, melimpahnya sumber daya alam bahan pembuatan kosmetik yang berhubungan dengan gerakan back to nature, maraknya produk kosmetik bagi anak-anak dan pria, serta beragam perayaan hari raya Muslim yang bisa dijadikan kesempatan bagi IKM untuk menggenjot penjualannya,” papar Reni.

Agar IKM bisa memanfaatkan peluang tersebut, Reni konsisten memfasilitasi IKM melalui beragam program pelatihan pengembangan teknologi, inovasi, hingga promosi dan pemasaran. “Kami juga mendorong kerja sama industri kosmetik skala besar bermitra dengan industri antara dan pengemasan. Kerja sama ini dapat membantu IKM yang memproduksi barang setengah jadi, seperti minyak asiri, menjadi produk akhir yang dapat dikonsumsi masyarakat,” ungkap Reni.


--> -->