Pacu Investasi Industri Semikonduktor untuk Penuhi Kebutuhan Chip

September 17, 2021

JAKARTA - Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri elektronika menjadi salah satu sektor prioritas pemerintah. Dalam meningkatkan daya saing industri elektronika, pemerintah perlu menyusun langkah strategis dalam upaya memacu kemampuan produksi komponen yang bernilai tambah tinggi. Hal ini disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara webinar internasional tentang Peluang Industri Indonesia terkait Isu Global Chip Shortage, pada Selasa (31/8).

“Pemerintah bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif, termasuk mendorong Indonesia sebagai negara tujuan investasi untuk membangun industri semikonduktor,” kata Menteri Agus. Perang dagang Amerika Serikat dan China hingga terjadinya pandemi Covid-19 memberikan dampak besar pada rantai pasokan chip untuk memenuhi berbagai kebutuhan produksi seperti otomotif, barang elektronik, dan perangkat telekomunikasi.

Menteri Agus mengatakan strategi pembangunan industri semikonduktor perlu dilakukan dengan berbagai opsi. Hal ini disebabkan pengembangan sektor tersebut membutuhkan waktu dengan jumlah investasi yang cukup besar. Serta dibutuhkan tenaga kerja dengan keahlian tinggi dan proses manufaktur dengan kualitas kontrol yang ketat. “Tantangan itu memberikan peluang baru bagi industri dan startup investor Indonesia untuk melakukan kontrak manufacturing chip yang sedang tumbuh di berbagai negara, terutama Amerika Serikat, Jepang, China, Taiwan, Korea Selatan dan sejumlah negara di Eropa,” papar Menteri Agus.

Menurutnya, penerbitan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja mampu memberikan peluang kemudahan berbisnis, termasuk untuk pengembangan industri semikonduktor dalam memproduksi chip di dalam negeri. “Pembangunan industri chip ini harus disiasati dengan upaya-upaya pengamanan pasokan chip di dalam negeri, selain menyiapkan tumbuhnya industri chip di dalam negeri,” ujar Menteri Agus.

Chip terus mengalami perkembangan, dari chip mikrokontroler hingga artificial intelligence chip yang fungsinya semakin kompleks sejalan dengan perkembangan industri 4.0. Peran strategis industri chip menjadi semakin strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional maupun global. Pada masa industri 4.0 saat ini, kebutuhan chip semikonduktor secara konsisten terus mengalami pertumbuhan dan digunakan secara masif pada berbagai produk. Oleh karenanya, perlu didorong agar secara bertahap chip semikonduktor dapat diproduksi di dalam negeri, yang sejalan dengan target pemerintah melalui program substitusi impor.

“Untuk mencapai target tersebut, tentu dibutuhkan dukungan pemerintah berupa kebijakan dan fasilitasi fiskal maupun non fiskal,” tegas Menteri Agus. Pemberian insentif dalam rangka penanaman modal merupakan salah satu upaya mendorong investasi industri semikonduktor di Indonesia.

Menteri Agus mengemukakan, sebagai salah satu negara G20 dengan jumlah penduduk besar, menjadikan keberadaan industri semikonduktor di Indonesia merupakan hal yang strategis. Sebab, industri semikonduktor memiliki prospek sebagai penghasil devisa dan penciptaan lapangan kerja.

“Dalam peluncuran Program Konektivitas Digital 2021 Februari lalu, Bapak Presiden Joko Widodo menekankan bahwa pentingnya kedaulatan dan kemandirian dalam menuju transformasi digital, dengan mendorong pemakaian produk-produk digital dalam negeri dan penguasaan teknologi digital mutakhir,” papar Menteri Agus. Untuk mencapai hal tersebut, Indonesia perlu menjamin ketersediaan dan kemandirian rantai pasok perangkat digital dan komponen chip semikonduktor di masa depan.

Pemerintah juga berencana untuk ikut berpartisipasi dalam rantai nilai industri semikonduktor dunia melalui kerja sama dengan berbagai Mitra MultiNational Companies (MNCs) dan perusahaan startup di seluruh dunia. “Indonesia akan mendorong pertumbuhan industri hilir elektronika dan secara simultan berupaya mengundang investasi industri semikonduktor dunia yang meliputi industri Fabless, Foundry, IDM, dan OSAT ke Indonesia,” tutur Menteri Agus.

Secara khusus, lanjutnya, Indonesia ingin belajar dari keberhasilan Taiwan dalam membangun industri semikonduktor yang saat ini berkontribusi besar bagi ekonomi negaranya. “Peran signifikan Industrial Technology Research Institute (ITRI) Taiwan bagi industri semikonduktor di negara tersebut, ingin kami gunakan sebagai lesson learned dalam mengembangkan Engineering Center di bawah Kementerian Perindustrian,” tegasnya.

Diharapkan, kerja sama antara ITRI dan Engineering Center Kemenperin akan membuka komunikasi bisnis yang intensif antara perusahaan-perusahaan semikonduktor dan elektronika di Taiwan dengan perusahaan-perusahaan elektronik di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier menyampaikan produk semikonduktor memegang peranan penting bagi Indonesia, khususnya dalam memproduksi komponen utama untuk produk-produk IoT, AI dan teknologi tinggi lainnya.

“Pengembangan industri semikonduktor dalam negeri juga perlu dilakukan untuk mengamankan rantai pasok produk industri, termasuk komponen chip agar sejalan dengan pendalaman struktur industri,” ujarnya.


--> -->