• Asri
    Asri
    pengajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Inisiator Pusat Studi Rekayasa Kesehatan Sosial.
Papers

MODAL SOSIAL SEBAGAI BASIS PENANGANAN PENYAKIT MENULAR DI SURABAYA

2019

Abstraksi

Demam berdarah dengue (DBD) dan Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang tumbuh subur di negara-negara tropis juga sebagai penyakit paling sulit untuk ditangani. Tuberkulosis (TB) adalah masalah kesehatan utama masyarakat di Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO melaporkan pada tahun 2017 menunjukkan bahwa 6,4 juta kasus TB baru secara resmi diberitahukan kepada otoritas nasional, di seluruh dunia. Indonesia memiliki 842.0000 kasus dan menempatkannya sebagai negara dengan jumlah tertinggi ketiga di dunia. Program nasional Directly Observed pengobatan, kursus singkat (DOTS) yang dimulai sejak 2014 belum mampu menangani kasus TB secara komprehensif. Modal sosial di sisi lain diyakini sebagai salah satu sumber utama yang mempengaruhi masyarakat untuk bekerja sama dalam memecahkan dengan permasalahan kesehatan kolektif. Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif ini adalah untuk menggambarkan modal sosial yang ada di Kecamatan Sawahan dan Tandes Surabaya, Indonesia, yang merupakan daerah endemik di mana setiap tahun berusaha untuk terus menerus melawan dan memberantas DBD dan TB dan juga tentang bagaimana modal sosial digunakan untuk manajemen kedua penyakit menular tersebut. Wawancara mendalam dilakukan dengan 26 partisipan dengan berbagai latar belakang yang bertanggung jawab atas masalah kesehatan setempat. Hasilnya mengungkapkan bahwa modal sosial sebagai fitur komunitas telah memberikan landasan utama adanya tindakan kolektif. Pembentukan kelompok sosial, kolaborasi lintas sektoral, bantuan timbal balik dari pekerjaan sukarela berupa kebersihan dan dukungan dari para pemimpin yang kuat adalah bentuk nyata dari modal sosial untuk mencegah dan mengendalikan DBD. Hasil lain juga mengungkapkan beberapa tema berikut: altruisme sebagai faktor pemberian layanan, jumlah staf yang belum memadai, kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan dan pelatihan, sumber daya yang tidak mencukupi, terbatasnya dukungan keuangan dan dukungan sosial. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa modal sosial adalah fitur penting yang jika dikelola, digunakan, dan diakses dengan benar dapat memberikan ide-ide berorientasi tindakan yang sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah masyarakat. Selain itu agar menjadi program yang efektif, manajemen DBD dan TB berbasis masyarakat perlu ditingkatkan dalam ketersediaan anggaran, staf, pelatihan dan sumber daya sambil tetap mempertahankan kegiatan yang sedang berjalan dari tim satuan tugas DBD dan TB.

Komentar
--> -->